Doa yang akan kita bahas kali ini masih berkaitan dengan doa tentang memakai pakaian yang telah kita bahas sebelumnya. Namun kali ini lebih khusus memakai baju baru.
Membaca doa dengan baju baru
peliharaan
Sholat hadits dengan baju baru
١- [عن أبي سعيد الخدري:] ﷺ إذا اسْتَجَدَّ ثَوْبًا سَمّاه باسْمِه؛ إمّا قَميصًا أو عِمامةً، ثُمَّ يقولُ: «اللَّهُمَّ لك الحَمْدُ، أنت كَسَوْتَنيه، أَسأَلُك مِن خَيْرِه وخَيْرِ ما صُنِعَ له، وأَعوذُ بك مِن شَرِّه وشَرِّ ما صُنِعَ له». قالَ أبو نَضْرةَ: َ فَكَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا لَبِسَ أَحَدُهُمْ ثَوْبًا جَدِيدًا قِيلَ لَهُ تُبْلَى وَيُخْلِفُ اللَّهُ تَعَالَى
dari Abu Saeed al-Khudri, dia berkata: “Sering kali Nabi ﷺ memakai baju baru, diawali dengan menyebut namanya (baju), baik itu jubah atau sorban, kemudian membacakan doa:“ ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA KASHAUTANIHI AS-ALUKA MIN HAYRIHI WA HAIRI MAA SHUNI’A LAHU, WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHI WA SHARRHI MAA SHUNI’A LAHU (Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, taatilah Allah). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan dan kejahatan yang mengikuti dari ini (kemaksiatan kepada Allah).” Abu Nadra berkata: “Dan biasanya para sahabat Nabi ﷺ, jika salah satunya memakai baju baru, “Berumur panjang agar Allah menggantinya dengan (pakaian) baru” (Abu Daud, 4020).
٢- [عن أبي سعيد الخدري:] ﷺ إذا استجَدَّ ثوبًا سمّاهُ باسمِهِ؛ Terima kasih يقولople: “اللهمaged لك الحail.Ru أimesت tina كail.Rulf ، ،imes خيرail.Ru loc ، وخيoff صarch ndsaش وأ? بكيرَ ما صُ وش وأ? بكيرace ش ش SHET
dari Abu Said dia berkata: “Ketika Nabi ﷺ memakai baju baru, dia selalu menyebut namanya, apakah itu imamah, jubah atau selendang. Setelah itu, dia berkata: “ALLAHUMMAH LAKAL HAMDU ANTA KASAUTANIKHI AS’ALUKA HAIRAHU WA HAIRA MAA SHUNI’A LAHU WA AUUDZU WA AUUDZU BIK MIN SYARRIHI WA SYARRI MAA SHUNI’A LAHU (Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau mendandaniku pakaian, oleh karena itu aku meminta kebaikannya dan apa yang baik untuknya, dan aku berlindung kepadamu dari kejahatannya dan apa yang buruk baginya). (Dilaporkan oleh Tirmizi, 1767)
Pelajaran dari hadits:
1. Dianjurkan untuk bersyukur dengan memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengan memakai baju baru. Pakaian merupakan bagian dari nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْءٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi aurat dan rambutmu (sebagai bahan pakaian untuk menghiasi dirimu). (Namun) pakaian saleh adalah yang terbaik. Ini adalah bagian dari tanda-tanda (kekuatan) Allah, agar mereka selalu ingat. (KS. Al-Araf: 26)
2. Seburuk-buruknya pakaian adalah ketika seseorang memakai pakaian tersebut untuk alasan yang sia-sia dan meremehkan orang lain.
Rasulullah ﷺ bersabda:
[عن أبي ذر الغفاري:] ثَلاثَةٌ لا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَومَ القِيامَةِ: المَنّانُ الذي لا يُعْطِي شيئًا إلَّا مَنَّهُ، والْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بالحَلِفِ الفاجِرِ، والْمُسْبِلُ إزارَهُ. dan Minat
dari Abu Dzar dari Nabi ﷺ, dia berkata: “Ada tiga orang yang tidak akan diundang Allah untuk berbicara dengan mereka di hari kiamat: Orang yang suka memberi, mereka tidak memberi, kecuali dengan menyebutkannya (karena riya ’), baik orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu, maupun orang yang membuat isbal (memanjangkan) pakaian. Dalam hadits lain: “Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang dan tidak disucikan.
Dan mereka tersiksa.” (Diriwayatkan oleh Muslim 106)
[عن عبدالله بن عمر:] . Puisi
Dari Abdullah ibn Umar, damai dan berkah Allah besertanya, mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa merentangkan pakaiannya karena sombong, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” Kemudian Abu Bakar berkata: “Bahkan ada salah satu bajuku yang menonjol jika tidak aku pegang (jangan diangkat).” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya kamu tidak mau sombong.” (HR Bukhari 3665)
3. Pakaian yang paling baik adalah pakaian yang suci, yang dipakai sesuai dengan tujuannya untuk melindungi diri dari panas, dingin dan untuk menutupi aurat.
Maksud meminta pakaian yang baik dalam shalat adalah kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar pakaian yang kita kenakan dapat menjadi sarana yang membantu kita dalam beribadah dan taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Sebaliknya, pakaian yang paling buruk adalah pakaian yang najis dan najis. Ini termasuk pakaian, yang merupakan dalih untuk melakukan kemaksiatan, aib, kesombongan.
Tautan:
– Itaf al-Muslim bi-siarch Hisn al-Muslim min Adhkar al-Kitab wa as-Sunna Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahtani