Categories
News

Menghadirkan Ramadhan di Sepanjang Tahun

Ramadan adalah bulan yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Kita semua umat Islam merindukan bulan suci Ramadhan. Kita tidak hanya merindukan liburan dan berbagai acara di dalamnya, tetapi juga nuansa positif yang menyelimuti bulan penuh berkah ini.

Ketaatan bulan ini sepertinya lebih mudah dan menyenangkan dibanding bulan-bulan lainnya. Ibadah khusus seperti puasa, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, sedekah, membantu anak yatim dan dhuafa menghiasi hari-hari di bulan mulia ini. Sementara itu, kejahatan dan pembangkangan menurun. Ini karena di bulan ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan diikat.

Dari Abu Hurairah, damai dan berkah Allah besertanya, Rasulullah, damai dan berkah Allah besertanya, berkata:

Amin

“Ketika Ramadhan tiba, pintu surga terbuka, pintu neraka tertutup, dan setan dirantai.” (HR. Bukhari 1899 dan Muslim 1079)

Tentu saja, ketaatan dan kebiasaan baik tidak hanya terhenti di bulan Ramadhan, namun harapan bisa terbawa dan diperindah di sebelas bulan berikutnya. Faktanya, ini adalah hasil pembelajaran yang diharapkan selama bulan Ramadhan.

Dulu, para ulama salaf menjalankan ibadah Ramadhan dengan sangat serius. Ada banyak kisah luar biasa tentang bagaimana orang-orang saleh di masa lalu menghabiskan waktu mereka selama Ramadhan. Tak hanya itu, mereka bahkan mewakili nuansa Ramadan sepanjang tahun.

Mualla bin al-Fazl Rahimahullah berkata:

ke atas

“Dulu (salaf saleh) mereka berdoa selama 6 bulan untuk bertemu bulan Ramadhan, dan mereka berdoa setelah (Ramadhan) 6 bulan agar amal ibadah mereka diterima” – (Lathaiful Maarif, p. 148)

Kutipan Islami - Jauh sebelum Ramadhan

Lihat bagaimana dulu orang-orang saleh begitu mendambakan datangnya bulan Ramadhan. Mereka juga rajin berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memohon agar amal ibadah di bulan Ramadhan diterima oleh-Nya. Mereka bahkan memberikan rasa rindu dan harapan sepanjang tahun. Hal ini karena mereka mengetahui bahwa ada kebaikan dan keutamaan yang besar di bulan Ramadhan.

Dan bagaimana dengan kita sekarang? Apakah kita memiliki perasaan yang sama dengan perasaan para salaf yang saleh? Semoga kita bisa belajar dari mereka.