Categories
News

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja

UU No 6 Tahun 2023 tentang Penciptaan Lapangan Kerja

Di antara Guru.com. Pemerintah akhirnya mengeluarkan peraturan terbaru yang relevan Menciptakan pekerjaan. Ketentuan tentang penciptaan lapangan kerja ini diatur dalam UU No 6 Tahun 2023 tentang Keputusan Pemerintah pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Penciptaan Lapangan Kerja menjadi UU.

Pertimbangan ekstradisi UU No 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Mengganti UU No 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi UU Di antaranya, penciptaan lapangan kerja diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan tuntutan globalisasi ekonomi.

Di samping itu UU No 6 Tahun 2023 dikeluarkan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja, memerlukan penyesuaian peraturan terkait dengan pembinaan, perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, perbaikan ekosistem investasi dan pelaksanaan proyek strategis nasional, termasuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja.

Hal penting lain yang perlu diperhatikan saat menerbitkan UU No 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi UUyaitu upaya perubahan peraturan yang terkait dengan pembinaan, perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, perbaikan ekosistem penanaman modal dan pelaksanaan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja , dilakukan dengan melakukan perubahan undang-undang industri yang belum mendukung perubahan pelaksanaan sinkronisasi yang menjamin sinkronisasi lebih cepat.

Oleh karena itu, diperlukan terobosan dan kepastian hukum untuk dapat menjawab berbagai persoalan dalam beberapa undang-undang dalam satu undang-undang secara terpadu dengan menggunakan metode omnibus.

Pasal 1 UU No 6 Tahun 2023 mengumumkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841), untuk diadopsi sebagai hukum, dan menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan dari undang-undang ini.

Seksi 2 UU No 6 Tahun 2023 tentang Peraturan PERPU No 2 Tahun 2022 TENTANG Menciptakan pekerjaan Menjadi hukum menyatakan bahwa Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkannya,

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 Mengesahkan Keputusan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang menyatakan, antara lain, bahwa dalam lingkungan global yang tidak stabil dan terbatasnya ruang lingkup tindakan kebijakan makro, penguatan fondasi perekonomian domestik untuk menjaga daya saing perekonomian domestik harus menjadi prioritas utama.

Stabilitas kekuatan permintaan domestik, khususnya konsumsi swasta dan investasi dalam menghadapi tekanan harga yang meningkat dan penurunan pertumbuhan global yang tajam, sangat bergantung pada kemampuan Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik pasar domestik bagi investor.

Di sini, implementasi reformasi struktural menyeluruh yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU Cipta Kerja menjadi sangat penting dan mendesak.

Untuk itu diperlukan suatu kebijakan penciptaan lapangan kerja dan langkah-langkah strategis yang memerlukan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, dan untuk itu perlu dirumuskan dan diabadikan suatu keputusan pemerintah sebagai pengganti undang-undang penciptaan lapangan kerja guna menciptakan yang seluas-luasnya. kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia atas dasar pemerataan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia guna mewujudkan hak atas penghidupan yang layak. Peraturan pemerintah pengganti UU Cipta Kerja antara lain peraturan yang berkaitan dengan:

1. peningkatan ekosistem penanaman modal dan kegiatan usaha;

2. meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja;

3. memajukan, memberdayakan dan melindungi koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah; DAN

4. Meningkatkan investasi publik dan mempercepat proyek strategis nasional.

Penciptaan lapangan kerja melalui regulasi terkait peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan usaha, sekurang-kurangnya memuat langkah-langkah terkait penyederhanaan izin usaha, persyaratan investasi, fasilitasi usaha, riset dan inovasi, pembebasan lahan dan kawasan ekonomi.

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan strategis penciptaan lapangan kerja dan ketentuannya, telah diadopsi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang menggunakan metode terpadu (omnibus lau). Namun, undang-undang tersebut secara resmi ditinjau oleh Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 91/PUU-XVII/2020 mengeluarkan putusan dengan pertimbangan antara lain:

1. Pengesahan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Menciptakan pekerjaan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mengikat secara bersyarat kecuali ditafsirkan bahwa perubahannya tidak dilakukan dalam waktu 2 (dua) tahun sejak putusan diucapkan;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Menciptakan pekerjaan berlaku sampai perbaikan dilakukan sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan; DAN

3. melakukan perbaikan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal pengumuman keputusan.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020:

A. mengatur tentang Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang mengatur dan memuat cara omnibus dalam pembentukan undang-undang dan memperjelas ajakan partisipasi masyarakat yang berarti dalam pembentukannya. hukum dan peraturan. Dengan UU No. 13 Tahun 2022, penggunaan metode terpadu sesuai dengan metode dan metode tertentu, baku dan baku dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.

B. meningkatkan partisipasi yang berarti (partisipasi yang berarti), yang meliputi 3 (tiga) komponen, yaitu hak untuk didengar pendapatnya (hak untuk didengar), hak untuk mempertimbangkan pendapat mereka (harus diperhitungkan), serta hak untuk mendapat penjelasan atau tanggapan atas pendapat yang dikemukakan (hak untuk dijelaskan). Untuk itu pemerintah pusat telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penyusunan UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020 (Satgas UU Cipta Kerja), yang fungsinya untuk melakukan proses sosialisasi UU No 11 Tahun 2020 tentang tempat penciptaan lapangan kerja. Satgas UU Cipta Kerja bersama kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan telah melakukan proses sosialisasi di berbagai daerah, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap UU tersebut.UU Hak Cipta No 11 Tahun 2020. Pekerjaan.

V . koreksi kesalahan penulisan teknis dalam Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, antara lain surat-surat yang tidak lengkap, rujukan artikel atau paragraf yang tidak tepat, kesalahan pengetikan dan/atau judul atau nomor urut bab, bagian, alinea, pasal, alinea atau alinea yang tidak sesuai, tidak signifikan.

Selain pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVII/2020, Keputusan Pemerintah Bukan UU Cipta Kerja juga melakukan penyempurnaan redaksi terhadap ketentuan umum undang-undang sektoral yang telah diundangkan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan Perundang-undangan.

Dengan menyempurnakan kata-kata ketentuan umum (batasan pengertian atau definisi, singkatan atau akronim dan pertanyaan umum), bahkan ketentuan yang terdapat dalam undang-undang sektoral yang belum diubah dengan Keputusan Pemerintah bukan UU Cipta Kerja harus dibaca dan ditafsirkan dalam begitu juga dengan yang diubah dengan Peraturan Pemerintah bukan UU Cipta Kerja.

Sebagai langkah selanjutnya, perlu disusun Peraturan Pemerintah pengganti UU Cipta Kerja untuk mengubah dan mengganti UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Ruang lingkup Peraturan Pemerintah pengganti UU Cipta Kerja ini meliputi:

1. peningkatan ekosistem penanaman modal dan kegiatan usaha;

2. pekerjaan;

3. memajukan, melindungi, dan memberdayakan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah;

4. kemudahan berusaha;

5. dukungan riset dan inovasi;

6. pengadaan tanah;

7. wilayah ekonomi;

8. Investasi pemerintah pusat dan percepatan proyek strategis nasional;

i9 penyelenggaraan administrasi publik; DAN

10. pengenaan sanksi.

Sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 138/PUU-VII/2009, kondisi di atas memenuhi parameter yang sangat diperlukan dalam rangka pengesahan keputusan Pemerintah pengganti undang-undang, antara lain:

1. sehubungan dengan kebutuhan mendesak – untuk segera menyelesaikan masalah hukum berdasarkan Undang-Undang;

2. Undang-undang yang diperlukan belum ada sehingga mengakibatkan kekosongan hukum atau tidak memadainya undang-undang yang ada; DAN

3. keadaan kekosongan hukum yang tidak dapat diselesaikan melalui penetapan undang-undang dengan cara biasa, yang memerlukan waktu yang agak lama, dan keadaan yang mendesak memerlukan kepastian untuk diselesaikan.

Presiden sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuan ayat (1) Pasal 22 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada tanggal 30 Desember 2022 mengeluarkan keputusan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022. pada penciptaan lapangan kerja. Lebih-lebih lagi, Keputusan Pemerintah pengganti UU No 2 Tahun 2022 perlu dijadikan undang-undang.

UU No 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi UU Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Dengan demikian UU No 6 Tahun 2023 tentang Keputusan Pemerintah pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Penciptaan Lapangan Kerja menjadi UU. Semoga ini bermanfaat.

Categories
News

Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3/2023 tentang Juklak Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar PNS Kemendikbudristek

Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3/2023 tentang Juklak Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar PNS Kemendikbudristek

Amongguru.com. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek telah menerbitkan Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar Bagi PNS Kemendikbudristek.

Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (2), Pasal 13 ayat (3), Pasal 17, dan Pasal 28 ayat (6) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, perlu mengatur kriteria pemberian tugas belajar dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan, jangka waktu tugas belajar, batas usia, dan kriteria pemberian tugas belajar dengan biaya mandiri.

Selain itu, untuk kelancaran pemberian tugas belajar di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, perlu mengatur lebih lanjut mengenai pembiayaan tugas belajar, tata cara pengusulan persetujuan tugas belajar bagi calon pegawai pelajar yang dikecualikan dari persyaratan masa kerja, batas waktu pengusulan tugas belajar, masa ikatan dinas, dan pemeriksaan kesehatan;

Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar Bagi PNS Kemendikbudristek.

Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Sekretaris Jenderal ini yang dimaksud dengan:

1. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan kepada PNS melalui pendidikan formal.

2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

3. Pegawai Pelajar adalah PNS Kementerian yang diberi Tugas Belajar.

4. Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan adalah pejabat pimpinan tinggi yang ditunjuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk memberikan, memperpanjang, memberhentikan, dan membatalkan Tugas Belajar ke PNS.

5. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Peraturan Sekretaris Jenderal ini meliputi:

a. pembiayaan Tugas Belajar;

b. jangka waktu Tugas Belajar;

c. batas usia;

d. kriteria pemberian Tugas Belajar dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan;

e. kriteria pemberian Tugas Belajar dengan biaya mandiri;

f. tata cara pengusulan persetujuan Tugas Belajar bagi calon Pegawai Pelajar yang dikecualikan dari persyaratan masa kerja;

g. batas waktu pengusulan Tugas Belajar;

h. masa ikatan dinas; dan

i. pemeriksaan kesehatan.

Pembiayaan Tugas Belajar

Pembiayaan Tugas Belajar bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara; atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana dimaksud dapat bersumber dari pemerintah daerah, pemerintah negara asing, swasta, badan, yayasan, lembaga, perusahaan, atau organisasi berbadan hukum dalam negeri maupun luar negeri.

Selain bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana dimaksud, pembiayaan Tugas Belajar dapat bersumber dari biaya mandiri yang disediakan oleh calon Pegawai Pelajar secara penuh.

Pemberian pembiayaan Tugas Belajar dilakukan sesuai dengan tata cara pemberian biaya pendidikan oleh pihak yang membiayai Tugas Belajar.

Pembiayaan Tugas Belajar yang dibiayai oleh Kementerian dapat digunakan untuk:

1. biaya perjalanan pergi pulang ke dan dari tempat Tugas Belajar;

2. biaya alat pelajaran, buku, atau referensi lain;

3. biaya kuliah, ujian, penelitian, seminar dan studi tur yang wajib;

4. biaya hidup;

5. biaya asuransi kesehatan bagi Tugas Belajar di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan

6. biaya penunjang pendidikan lainnya.

Pembiayaan Tugas Belajar sebagaimana dimaksud paling sedikit sesuai dengan jangka waktu normatif penyelesaian program studi. Komponen pembiayaan wajib dituangkan secara rinci dalam surat penjaminan pembiayaan.

Pembiayaan Tugas Belajar dapat dibiayai lebih dari 1 (satu) sumber pembiayaan selama tidak membiayai komponen pembiayaanyang sama.

Pembiayaan Tugas Belajar yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat dapat diubah menjadi Tugas Belajar dengan pembiayaan yang bersumber dari biaya mandiri sebagaimana dimaksud dengan
ketentuan:

1. mendapat rekomendasi dari:

a. pimpinan unit kerja dan sekretaris unit utama di lingkungan unit utama; dan

b. pimpinan unit kerja di lingkungan perguruan tinggi negeri dan lembaga layanan pendidikan tinggi;

2. mendapat persetujuan dari PyB; dan

3. diperuntukkan untuk perpanjangan masa Tugas Belajar.

Pembiayaan Tugas Belajar yang bersumber dari biaya mandiri dapat diubah menjadi pembiayaan Tugas Belajar yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana dimaksud dengan
ketentuan:

1. mendapat rekomendasi dari:

a. pimpinan unit kerja dan sekretaris unit utama di lingkungan unit utama; dan

b. pimpinan unit kerja di lingkungan perguruan tinggi negeri dan lembaga layanan pendidikan tinggi;

2. mendapat persetujuan dari PyB;

3. mendapat pembiayaan Tugas Belajar sampai dengan jangka waktu normatif penyelesaian program studi;

dan

4. telah menempuh pendidikan paling sedikit selama 2 (dua) semester.

Perubahan pembiayaan Tugas Belajar sebagaimana dimaksud tidak mengubah ketentuan pelaksanaan tugas jabatan sesuai dengan keputusan Tugas Belajar sebelum perubahan pembiayaan.

Jangka Waktu Tugas Belajar

Tugas Belajar dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu sebagaimana dimaksud sesuai dengan batas waktu normatif program studi yang ditentukan dalam surat penerimaan calon Pegawai Pelajar di perguruan tinggi. Dalam hal perguruan tinggi tidak menentukan bataswaktu normatif program studiĀ  sebagaimana dimaksud.

jangka waktu Tugas Belajar sebagai berikut:

1. pendidikan program sarjana/sarjana terapan/yang setara diberikan paling lama 4 (empat) tahun;

2. pendidikan program magister/magister terapan/yang setara diberikan paling lama 2 (dua) tahun;

3. pendidikan program doktor/doktor terapan/yang setara diberikan paling lama 5 (lima) tahun;

4. pendidikan profesi diberikan paling lama 1 (satu) tahun;

5. pendidikan program spesialis diberikan paling lama 4 (empat) tahun; dan

6. pendidikan program subspesialis diberikan paling lama 2 (dua) tahun.

Batas Usia

Batas usia calon Pegawai Pelajar dengan ketentuan sebagai berikut:

1. calon Pegawai Pelajar program sarjana/sarjana terapan untuk jabatan pelaksana dan jabatan fungsional keterampilan belum memasuki usia 41 (empat puluh satu) tahun;

2. calon Pegawai Pelajar program magister/magister terapan untuk jabatan pelaksana, jabatan fungsional keterampilan, dan jabatan fungsional jenjang pertama dan jenjang muda belum memasuki usia 47 (empat puluh tujuh) tahun;

3. calon Pegawai Pelajar program magister/magister terapan untuk jabatan fungsional jenjang madya belum memasuki usia 49 (empat puluh sembilan) tahun;

4. calon Pegawai Pelajar program magister/magister terapan untuk jabatan fungsional jenjang utama belum memasuki usia 51 (lima puluh satu) tahun;

5. calon Pegawai Pelajar program doktor/doktor terapan:

a. untuk jabatan pelaksana, jabatan fungsional keterampilan, dan jabatan fungsional keahlian jenjang pertama dan muda belum memasuki usia:

1) 44 (empat puluh empat) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 3 (tiga) tahun;

3) 41 (empat puluh satu) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 4 (empat) tahun;

4) 38 (tiga puluh delapan) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 5 (lima) tahun;

5) 35 (tiga puluh lima) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 6 (enam) tahun; dan

6) 32 (tiga puluh dua) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 7 (tujuh) tahun.

b. untuk jabatan fungsional keahlian jenjang madya belum memasuki usia:

1) 46 (empat puluh enam) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 3 (tiga) tahun;

2) 43 (empat puluh tiga) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 4 (empat) tahun;

3) 40 (empat puluh) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 5 (lima) tahun;

4) 37 (tiga puluh tujuh) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 6 (enam) tahun; dan

5) 34 (tiga puluh empat) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 7 (tujuh) tahun.

c. untuk jabatan fungsional keahlian jenjang utama dan jabatan fungsional dosen jenjang asisten ahli, jenjang lektor, dan jenjang lektor kepala belum memasuki usia:

1) 51 (lima puluh satu) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 3 (tiga) tahun;

2) 48 (empat puluh delapan) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 4 (empat) tahun;

3) 45 (empat puluh lima) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 5 (lima) tahun;

4) 42 (tempat puluh dua) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 6 (enam)
tahun; dan

5) 39 (tiga puluh sembilan) tahun bagi yang batas waktu normatif program studi selama 7 (tujuh) tahun;

6. calon Pegawai Pelajar program profesi belum memasuki usia 43 (empat puluh tiga) tahun;

7. calon Pegawai Pelajar program spesialis untuk jabatan fungsional dosen:

a. jenjang asisten ahli, jenjang lektor, dan jenjang lektor kepala belum memasuki usia 48 (empat puluh delapan) tahun; dan

b. jenjang guru besar/profesor belum memasuki usia 48 (empat puluh delapan) tahun; dan

8. calon Pegawai Pelajar program subspesialis untuk jabatan fungsional dosen:

a. jenjang asisten ahli, jenjang lektor, dan jenjang lektor kepala belum memasuki usia 54 (lima puluh empat tahun); dan

b. jenjang guru besar/profesor belum memasuki usia 59 (lima puluh sembilan) tahun.

Kriteria Pemberian Tugas Belajar

Tugas Belajar dapat dilaksanakan dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan. Pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan sebagaimana dimaksud dapat diberikan dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi dan kemampuan Pegawai Pelajar dalam melaksanakan tugas kedinasan.

Kebutuhan organisasi dengan memenuhi paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari ketersediaan pegawai di unit kerja.

Kebutuhan organisasi sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan surat pernyataan pertanggungjawaban mutlak asli yang ditandatangani oleh pemimpin unit kerja.

Kemampuan Pegawai Pelajar dalam melaksanakan tugas kedinasan dengan mempertimbangkan:

a. jarak tempuh antara unit kerja dan perguruan tinggi tempat pelaksanaan Tugas Belajar;

b. waktu tempuh antara unit kerja dan perguruan tinggi tempat pelaksanaan Tugas Belajar;

c. pendidikan yang berbasis riset; dan/atau

d. kesanggupan Pegawai Pelajar dalam melaksanakan tugas kedinasan dan Tugas Belajar secara bersamaan.

Kemampuan Pegawai Pelajar dalam melaksanakan tugas kedinasan sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan surat pernyataan calon Pegawai Pelajar asli dengan tembusan pemimpin unit kerja.

Tugas Belajar dengan melaksanakan tugas jabatan dapat diubah menjadi Tugas Belajar dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan.

Perubahan Tugas Belajar sebagaimana dimaksud diberikan dengan ketentuan:

a. terganggunya pelaksanaan tugas kedinasan akibat dari pelaksanaan Tugas Belajar; dan

b. dilakukan paling sedikit setelah 2 (dua) semester.

Terganggunya pelaksanaan tugas kedinasan akibat pelaksanaan Tugas Belajar sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan surat pernyataan asli yang ditandatangani oleh pemimpin unit kerja.

Perubahan Tugas Belajar dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari pemimpin unit kerja dibuktikan dengan surat persetujuan tertulis asli dari pimpinan unit kerja.

Perubahan pemberian Tugas Belajar sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan.

Baca : Permendikbudristek Nomor 13 Tahun 2023 tentang Disiplin PPPK di Kemendikbudristek

Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar Bagi PNS Kemendikbudristek selengkapnya dapat dibaca dan di unduh di sini.

Demikian Persesjen Kemendikbudristek Nomor 3 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar Bagi PNS Kemendikbudristek. Semoga bermanfaat.

Categories
News

Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Tugas Belajar PNS

Permendikbudristek No. 27 Tahun 2022 tentang rekomendasi penyelesaian tugas belajar PNS

Di antara Guru.com. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) telah menerbitkan Permendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerbitan Tugas Diklat Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Permendikbudristek No. 27 Tahun 2022 ā€œTentang Pedoman Metodologi Penerbitan Tugas Diklat PNS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanā€ diterbitkan dengan:

A. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengembangkan karir dan profesionalisme PNS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, perlu dilakukan peningkatan kompetensi PNS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui penugasan pelatihan;

B. bahwa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Tugas Diklat Bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional sudah tidak sesuai lagi dengan pelaksanaan tugas pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sehingga harus diganti.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Pedoman Pembagian Tugas Diklat bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Tugas belajar merupakan pengangkatan yang diberikan oleh PPK atau pejabat yang menerima pelimpahan wewenang kepada pegawai negeri melalui pendidikan formal.

Target

Penerbitan tugas pelatihan ditujukan untuk:

A. mengurangi kesenjangan antara kompetensi PNS yang akan mengisi jabatan dengan standar kualifikasi jabatan;

B. memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dengan kompetensi tertentu dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta dalam pengembangan organisasi; DAN

V . peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian profesional PNS sebagai bagian integral dari pertumbuhan karir.

Menjadwalkan tujuan pembelajaran

Perencanaan kebutuhan tugas diklat telah disusun sebagai bagian dari pelaksanaan dan pengembangan kompetensi jabatan PNS.

Perencanaan kebutuhan Tugas Belajar terdiri dari mengusulkan rencana pemenuhan kebutuhan Tugas Belajar dan menentukan kebutuhan Tugas Belajar.

Kepala unit kerja menyusun rencana kebutuhan tugas pelatihan sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Rencana tugas pendidikan untuk itu disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Rencana Persyaratan Tugas Belajar sekurang-kurangnya memuat informasi tentang:

A. jenis kompetensi yang dibutuhkan;

B. program pendidikan yang direncanakan;

V . kualifikasi akademik calon pegawai mahasiswa; DAN

e.jangka waktu.

Rencana kajian disampaikan kepada kepala bagian personalia dengan tembusan kepada sekretaris unit utama sesuai dengan kewenangannya.

Biro yang bertanggung jawab atas Sumber Daya Manusia menganalisis rencana kebutuhan tugas pelatihan yang diusulkan dari unit kerja.

Analisis usulan rencana kebutuhan tugas pelatihan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi. Hasil analisis usulan rencana kebutuhan pembelajaran diusulkan sebagai kebutuhan tugas pembelajaran.

Kebutuhan penugasan pelatihan ditentukan oleh PyB untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Apabila timbul kebutuhan organisasi, kepala unit kerja dapat mengusulkan perubahan definisi persyaratan tugas pelatihan, dialihkan kepada kepala biro yang bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia.

Pimpinan unit kerja mengusulkan kembali rencana kebutuhan tugas paling lambat 6 (enam) bulan sebelum penetapan kebutuhan tugas sebagaimana dimaksud.

Pendanaan untuk tugas belajar

Pendanaan tugas belajar berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Sumber lain yang sah dan tidak wajib sebagaimana dimaksud dapat berasal dari pemerintah daerah, pemerintah asing, perorangan, yayasan, lembaga, perusahaan atau organisasi yang berbadan hukum lokal atau asing.

Pembiayaan Tugas Belajar dengan penugasan dilakukan sesuai dengan tata cara pemberian biaya kuliah oleh pihak yang mendanai Tugas Belajar.

Pembiayaan tugas pelatihan yang dibiayai Kementerian dapat digunakan sekurang-kurangnya untuk:

A. biaya perjalanan ke tempat belajar dan pulang;

B. biaya tutorial, buku atau referensi lainnya;

V . biaya wajib untuk biaya kuliah, ujian, penelitian, seminar dan study tour; DAN

e.biaya asuransi kesehatan untuk perjalanan studi ke luar negeri, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Komponen pendanaan harus dirinci dalam surat jaminan pendanaan.

Tanggal dan tempat belajar

Penerbitan tugas pelatihan meliputi:

A. jenis pendidikan akademik;

B. jenis pendidikan kejuruan; DAN

V . jenis pendidikan profesi.

Jenis pendidikan akademik tersebut terdiri dari program sarjana (S1), program
program magister (S2) dan doktoral (S3).

Jenis pendidikan vokasi terdiri dari empat (D-IV)/program sarjana (S1), program magister terapan (S2) dan program doktor terapan (S3).

Jenis pendidikan kejuruan adalah program profesi, program spesialis, dan program profil sempit.

Tugas pendidikan dapat dilaksanakan dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas kedinasan. Pembebasan dari kewajiban menjalankan tugas dalam jabatan yang ditentukan, dengan memperhatikan kebutuhan organisasi dan kemampuan pegawai kemahasiswaan dalam melaksanakan tugas kedinasan.

Durasi tugas pelatihan

Tugas pelatihan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut sesuai dengan jangka waktu normatif program studi di masing-masing perguruan tinggi.

Dalam hal perguruan tinggi tidak menetapkan batas waktu baku program studi yang diusulkan, maka masa penugasan studi ditetapkan dengan masa penugasan studi yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.

Jangka waktu tersebut termasuk pelaksanaan cuti akademik. Batas waktu penyelesaian tugas akademik dapat diperpanjang paling lama 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun.

Perpanjangan masa tugas belajar diberikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

A. perubahan keadaan sistem pendidikan dan perkuliahan; atau

B. penyelesaian tugas akhir yang membutuhkan waktu tambahan, karena ada situasi dan kondisi yang diluar kemampuan staf kemahasiswaan.

Perpanjangan masa tugas belajar diberikan dengan persetujuan dari:

A. perguruan tinggi tempat tugas belajar dilaksanakan;

B. PPK; DAN

V . Pelatihan tujuan pendanaan lembaga.

Dalam hal Mahasiswa Pegawai tidak dapat menyelesaikan Tugas Belajar setelah diberikan perpanjangan masa Tugas Belajar, maka status Tugas Belajar tersebut akan dibatalkan.

Tempat pelaksanaan tugas pendidikan

Tugas belajar dapat dilakukan di universitas dalam negeri; dan/atau universitas luar negeri.

Institusi pendidikan tinggi dalam negeri, sebagaimana disebutkan, terdiri dari:

A. perguruan Tinggi Negeri;

B. perguruan tinggi kementerian/lembaga; atau

V . perguruan tinggi swasta.

Institusi pendidikan tinggi tersebut memenuhi ketentuan sebagai berikut:

A. akreditasi minimal B/sebutan sangat baik atau sejenis untuk perguruan tinggi dan program studi untuk perguruan tinggi nasional; atau

B. diakui oleh Kementerian Universitas Luar Negeri.

Negara

Persyaratan untuk calon karyawan mahasiswa:

A. status pegawai negeri dengan pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun;

B. sehat jasmani dan rohani;

V . memiliki hasil pengesahan Calon Pekerja Mahasiswa dengan penilaian ā€œbaikā€ terendah selama 2 (dua) tahun terakhir untuk setiap unsur yang dinilai;

e.mendapatkan rekomendasi dari kepala unit kerja;

e.lulus seleksi/tes yang dipersyaratkan untuk program penugasan atau rekomendasi dari perguruan tinggi tempat penugasan dilaksanakan;

F. menandatangani perjanjian tentang tugas pendidikan;

d.mendapatkan jaminan pembiayaan tugas belajar;

satu jam untuk mendapatkan izin bepergian ke luar negeri dari Sekretariat Negara Kementerian Pendidikan Luar Negeri;

SAYA. melampirkan ijazah pendidikan terakhir dan izin pembetulan ijazah yang diakui oleh Instansi Kepegawaian;

J. tidak sekarang:

1) berlibur di luar tanggung jawab negara;

2) dalam proses banding administratif ke Dewan Pertimbangan Aparatur Sipil Negara atau upaya
mengajukan permohonan ke pengadilan sehubungan dengan pengenaan sanksi disiplin;

3) dalam proses penjatuhan sanksi disiplin sedang atau berat;

4) menjalani sanksi disiplin sedang atau berat;

5) dalam proses pidana sebagai tersangka, terdakwa;

6) dikenakan perampasan kemerdekaan/penahanan;

7) melaksanakan tahapan pendidikan dan pengasuhan;

8) mendapatkan pendidikan tinggi lainnya; atau

9) menerima dana untuk Tugas Belajar dalam komponen pendanaan yang sama dari sumber
lain sesuai dengan ketentuan peraturan atau penyelenggara beasiswa.

tidak pernah menjalani sanksi disiplin sedang atau berat;

l. sebelumnya tidak pernah gagal dan/atau diskors dari Tugas Pelatihan saat menyelesaikan Tugas Pelatihan; DAN

m.memenuhi kriteria lain sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.

Dalam hal surat penerimaan dari perguruan tinggi asing tidak menggunakan bahasa Inggris, maka harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau sekurang-kurangnya ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah;

Persyaratan ini dikonfirmasi oleh dokumen yang disetujui oleh kepala unit. Persyaratan calon pegawai mahasiswa di atas dapat dikecualikan bagi PNS yang telah menjabat kurang dari 2 (dua) tahun sejak tanggal pengangkatan sebagai PNS apabila:

A. kebutuhan mendesak; DAN

B. kompetensi yang dibutuhkan oleh organisasi.

Pengecualian ditetapkan oleh PPK atau pejabat penerima pelimpahan wewenang, setelah mendapat persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penggunaan aparatur negara.

Baca: Sekjen Kemdikbud Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Pedoman Pelaksanaan Mendikbud Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Pedoman Tugas Diklat PNS Kemdikbud

Batas umur

Batas usia calon karyawan mahasiswa untuk program sarjana, magister, doktoral, spesialis, dan subspesialisasi ditentukan oleh PyB.

Menyalin Permendikbudristek No. 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerbitan Tugas Diklat Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Dengan demikian Permendikbudristek No. 27 Tahun 2022 tentang Pedoman Pembagian Tugas Belajar PNS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Saya harap ini membantu

Categories
News

SKB Tiga Menteri Tentang Perubahan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023

Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023

Di antara Guru.com. Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dikeluarkan Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023.

Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023 kata dalam surat keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Sumber Daya Manusia. Dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 327 Tahun 2023, Nomor 1 Tahun 2023, Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perubahan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 1066. 2022 ., No 3 untuk 2022 2022, No 3 untuk 2022 Pada hari libur nasional dan hari libur bersama pada tahun 2023.

CKB 3 menteri tentang pergantian hari libur nasional dan hari libur bersama tahun 2023 dikeluarkan atas dasar bahwa:

A. bahwa untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan kelancaran mobilitas masyarakat selama mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1444 H, perlu dilakukan perubahan cuti bersama pada tahun 2023;

B. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk mengubah keputusan bersama Menteri Depag, Menakertrans dan Menpan RB No. 1066 Tahun 2022, No. 3 Tahun 2022, No. 3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Umum dan Hari Libur Bersama Tahun 2023

Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023

dasar hukum

Dasar hukum ekstradisi Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023 mengikuti.

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Keputusan No. 17 Tahun 2020, tentang Perubahan. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Kontrak Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6264).

4. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203).

5. Keputusan Presiden Nomor 251 Tahun 1967 tentang Hari Libur sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1983 mengubah Keputusan Presiden Nomor 251 Tahun 1967 tentang Hari Libur sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1971;

SKB “Tiga Menteri” tentang perubahan hari libur dan hari libur bersama tahun 2023, menyatakan perubahan cuti bersama tahun 2023 pada Lampiran Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1066 Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Nasional dan Hari Libur Bersama Tahun 2023 diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Bersama ini.

Berikut adalah hari libur nasional dan hari libur bersama tahun 2023 berdasarkan aplikasi. Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023.

A. Hari libur nasional tahun 2023

1. 1 Januari 2023 Masehi Liburan Tahun Baru, Minggu.

2. 22 Januari, Minggu Tahun Baru Imlek, 2574, Kongzili.

3. 18 Februari, hari raya Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

4. 22 Maret, Rabu Hari Raya Nyepi yang sakral, Tahun Baru Saka 1945.

5. Jumat, 7 April – hari raya wafatnya Isa Al Masih.

6. 22-23 April, Sabtu-Minggu, Idul Adha 1444 H.

7. 1 Mei, Senin, Hari Buruh Internasional, hari libur.

8. 18 Mei, Kamis – Kenaikan Isa Al Masih.

9. 1 Juni, Kamis – perayaan ulang tahun Panchashila.

10. 4 Juni Pekan Waisak 2567 S.M.

11. 29 Juni, Kamis, Idul Adha 1444 H.

12. 19 Juli, Rabu Tahun Baru Islam 1445 H.

13. Kamis, 17 Agustus – Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

14. 28 September, Kamis – Maulid Nabi Muhammad SAW.

15. 25 Desember, Senin – libur natal.

B. Cuti bersama pada tahun 2023

1. Tanggal 23 Januari tutup Senin Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili.

2. Tanggal 23 Maret, Kamis, merupakan hari libur dengan Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1945.

3. 19, 20, 21, 24 dan 25 April Rabu, Kamis, Jumat, Senin dan Selasa Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H

4. 2 Juni, Libur Jumat dengan Hari Raya Waisak

Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023 Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Dengan demikian Tiga Menteri SKB tentang pergantian hari libur nasional dan libur bersama tahun 2023. Saya harap ini membantu

Categories
News

PP Nomor 15 Tahun 2023 Tentang Pemberian THR dan Gaji Ke-13 ASN, Pensiun, dan Penerima Tunjangan 2023

ā„– ŠŸŠŸ 1ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ā„– 5 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ ASN, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š² Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š² 2023 Š³.

Š”рŠµŠ“Šø Š³ŃƒŃ€Ńƒ.com. ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š¾ Š¾ŠæуŠ±Š»ŠøŠŗŠ¾Š²Š°Š»Š¾ ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° PP ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ Š² 2023 Š³.

ā„– ŠŸŠŸ 1ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ā„– 5 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ ŠŸŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½ŠøŠø Š¾ Š¢Š— Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ ŠŠ”Š, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š² Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š² Š² 2023 Š³. Š¾ŠæуŠ±Š»ŠøŠŗŠ¾Š²Š°Š½Š¾ с учŠµŃ‚Š¾Š¼:

Š°. чтŠ¾ ŠŸŃ€ŠµŠ·ŠøŠ“ŠµŠ½Ń‚ ŠŗŠ°Šŗ Š³Š»Š°Š²Š° ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ŠøŠ¼ŠµŠµŃ‚ ŠæрŠ°Š²Š¾ уŠæрŠ°Š²Š»ŃŃ‚ŃŒ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼Šø фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ°Š¼Šø Š² рŠ°Š¼ŠŗŠ°Ń… Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾Š»Š½Š¾Š¼Š¾Ń‡ŠøŠ¹, Š²ŠŗŠ»ŃŽŃ‡Š°Ń Š¾ŠæрŠµŠ“ŠµŠ»ŠµŠ½ŠøŠµ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹;

Š±. ŠæрŠøŠ½ŠøŠ¼Š°Ń Š²Š¾ Š²Š½ŠøŠ¼Š°Š½ŠøŠµ, чтŠ¾ ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š¾ ŠæытŠ°ŠµŃ‚ся ŠæŠ¾Š“Š“ŠµŃ€Š¶ŠøŠ²Š°Ń‚ŃŒ урŠ¾Š²ŠµŠ½ŃŒ ŠæŠ¾ŠŗуŠæŠ°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾Š¹ сŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Š½Š¾ŃŃ‚Šø Š½Š°ŃŠµŠ»ŠµŠ½Šøя, Š² тŠ¾Š¼ чŠøсŠ»Šµ Š·Š° счŠµŃ‚ рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š² Š½Š° Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Ń‹, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š², ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¹ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š² Š² Š¾Š±Ń‰ŠµŃŃ‚Š²Šµ, чтŠ¾Š±Ń‹ сŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŃŃ‚Š²Š¾Š²Š°Ń‚ŃŒ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¼Ńƒ эŠŗŠ¾Š½Š¾Š¼ŠøчŠµŃŠŗŠ¾Š¼Ńƒ рŠ¾ŃŃ‚Ńƒ;

Š². чтŠ¾ Š² цŠµŠ»ŃŃ… уŠ²ŠµŠ»ŠøчŠµŠ½Šøя рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š² Š½Š° Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Ń‹, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š², ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¹ Šø Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Š½ŠøŠŗŠ¾Š² ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š¾ Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡ŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š² 2022 Š³Š¾Š“у Š² Š·Š½Š°Šŗ ŠæрŠøŠ·Š½Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾ŃŃ‚Šø Š·Š° ŠæрŠµŠ“Š°Š½Š½Š¾ŃŃ‚ŃŒ Š½Š°Ń†ŠøŠø Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Ńƒ.

Š˜ŃŃ…Š¾Š“я ŠøŠ· этŠøх сŠ¾Š¾Š±Ń€Š°Š¶ŠµŠ½ŠøŠ¹, Š½ŠµŠ¾Š±Ń…Š¾Š“ŠøŠ¼Š¾ Š¾ŠæрŠµŠ“ŠµŠ»Šøть Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ ŠæŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½Šøя Š¾ ŠæŠ¾Š“Š°Ń€ŠŗŠ°Ń… ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Ń‹Š¹ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“ Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¹ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Ń‹, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Ń‹ Šø ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя 2023 Š³..

ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŃŠµŃ‚ ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š¢Ń€ŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Šµ чŠøсŠ»Š¾ 2022 Š³. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°Š¼, ŠŸŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Ń‹, ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½Š½Š¾Š³Š¾ Š²Š¾Š·Ń€Š°ŃŃ‚Š° Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Ń‹ ŠŗŠ°Šŗ фŠ¾Ń€Š¼Š° ŠæрŠøŠ·Š½Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾ŃŃ‚Šø Š·Š° сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ńƒ Š½Š°Ń†ŠøŠø Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Ńƒ с учŠµŃ‚Š¾Š¼ фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ¾Š²Ń‹Ń… Š²Š¾Š·Š¼Š¾Š¶Š½Š¾ŃŃ‚ŠµŠ¹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Š°.

ŠŸŃ€ŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Hari Raya Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š° яŠ²Š»ŃŠµŃ‚ся Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøтŠøŠŗŠ¾Š¹ ŠŗŠ°Šŗ фŠ¾Ń€Š¼Š° ŠæрŠøŠ·Š½Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾ŃŃ‚Šø Š·Š° сŠ°Š¼Š¾Š¾Ń‚Š²ŠµŃ€Š¶ŠµŠ½Š½Š¾ŃŃ‚ŃŒ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š¾Š², ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š², ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¹ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š² Š² Š“Š¾ŃŃ‚ŠøŠ¶ŠµŠ½ŠøŠø цŠµŠ»ŠµŠ¹ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ рŠ°Š·Š²ŠøтŠøя.

ŠŠ¾Š²Ń‹Šµ Š²ŠµŃ‰Šø Š¾Ń‚ ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° тŠ¾ Š“Š°Ń‡Šµ ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Ń‹Š¹ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“ Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¹ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Ń‹, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Ń‹ Šø ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя 2023 Š³. сŠ²ŃŠ·Š°Š½Š¾ с ŠæрŠøсŠ²Š¾ŠµŠ½ŠøŠµŠ¼ Š¢ŠŸŠ§ Šø 13-Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š° ŠŠ”Š, Š·Š°Š½ŠøŠ¼Š°ŃŽŃ‰ŠøŠ¼ фуŠ½ŠŗцŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Ń‹Šµ Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ Šø Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€Š¾Š².

Š“Š¾Š²Š¾Ń€Šøтся Š² ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ Š¾Ń‚ 2023 Š³., чтŠ¾ Š² сŠ»ŃƒŃ‡Š°Šµ учŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹ Šø Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€Š¾Š², чья Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° ŠæŠ¾ŃŃ‚ŃƒŠæŠ°ŠµŃ‚ ŠøŠ· Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚Š° Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š² Šø рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š², Š¾Š½Šø Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‚ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š·Š° ŠæрŠ¾ŠøŠ·Š²Š¾Š“ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾ŃŃ‚ŃŒ 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø учŠøтŠµŠ»Ń ŠøŠ»Šø 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š¼Š¾Š³ŃƒŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½Ń‹ Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡ŠµŠ½ Š² тŠµŃ‡ŠµŠ½ŠøŠµ 1 (Š¾Š“Š½Š¾Š³Š¾) Š¼ŠµŃŃŃ†Š°. Š’ сŠ»ŃƒŃ‡Š°Šµ, ŠµŃŠ»Šø учŠøтŠµŠ»Ń, чья Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° фŠ¾Ń€Š¼ŠøруŠµŃ‚ся ŠøŠ· рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚Š° Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š² Šø рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š², Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‚ Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Ń‹Ń… Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š², ŠøŠ¼ Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š½Š°Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½Š¾ Š½Šµ Š±Š¾Š»ŠµŠµ 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø учŠøтŠµŠ»Ń ŠøŠ»Šø Š½Šµ Š±Š¾Š»ŠµŠµ 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ) Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š° Š“Š»Ń ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š“Ń€Š°Š¶Š“Š°Š½ŃŠŗŠ¾Š³Š¾ ŠŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°, ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š·Š° 1 (Š¾Š“ŠøŠ½) Š¼ŠµŃŃŃ†.

Š‘Š¾Š»ŠµŠµ ŠæŠ¾Š“рŠ¾Š±Š½Š°Ń ŠøŠ½Ń„Š¾Ń€Š¼Š°Ń†Šøя уŠŗŠ°Š·Š°Š½Š° Š² ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½Šøя ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Ā«Šž ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø Š¢ŠŸŠ§ Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Š½ŠøŠŗŠ°Š¼ Š·Š° 2023 Š³.Ā» чтŠ¾ Š² сŠ»ŃƒŃ‡Š°Šµ, ŠµŃŠ»Šø ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒ, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Š¹ ŠøŠ¼ŠµŠµŃ‚ Š°ŠŗŠ°Š“ŠµŠ¼ŠøчŠµŃŠŗую Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚ŃŒ ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠ¾Ń€Š°, Š±Š°Š·Š¾Š²Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Š¾Š³Š¾ ŠæŠ¾ŃŃ‚ŃƒŠæŠ°ŠµŃ‚ ŠøŠ· Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚Š° Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š² Šø рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š², Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŠµŃ‚ Š½Š°Š“Š±Š°Š²Šŗу Š·Š° рŠ°Š±Š¾Ń‚Ńƒ, 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»Ń ŠøŠ»Šø 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠøŠ· ŠæŠ¾Ń‡ŠµŃ‚Š½Š¾Š³Š¾ Š“Š¾Š²Š¾Š»ŃŒŃŃ‚Š²Šøя, ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š² I (Š¾Š“ŠøŠ½ Š¼ŠµŃ.

ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Ā«ŠžŠ± устŠ°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š² Šø Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Š½ŠøŠŗŠ¾Š² Š½Š° 2023 Š³.Ā»

ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒ THR Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š¹ Š·Š°Ń€ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹

1. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¹ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚

Š°. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ Šø ŠæŠ¾Ń‚ŠµŠ½Ń†ŠøŠ°Š»ŃŒŠ½Ń‹Šµ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ

Š±. ŠŸŠŸŠŸŠš

Š². сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ Š¢ŠŠ˜.

Š“. Š§Š»ŠµŠ½ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø.

Šµ. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ чŠøŠ½Š¾Š²Š½ŠøŠŗŠø.

2. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚Ń‹ TNI Šø сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠø ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø

Š°. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚Ń‹ TNI Šø чŠ»ŠµŠ½Ń‹ Polri, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ рŠ°Š·Š¼ŠµŃ‰ŠµŠ½Ń‹ ŠøŠ»Šø ŠæрŠøŠŗŠ¾Š¼Š°Š½Š“ŠøрŠ¾Š²Š°Š½Ń‹ Šŗ ŠæрŠµŠ“стŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŠ¼ Š ŠµŃŠæуŠ±Š»ŠøŠŗŠø Š˜Š½Š“Š¾Š½ŠµŠ·ŠøŠø Š·Š° Š³Ń€Š°Š½ŠøцŠµŠ¹.

Š±. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚Ń‹ TNI Šø сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠø Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø, Š½Š°Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ Š²Š½Šµ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… учрŠµŠ¶Š“ŠµŠ½ŠøŠ¹, ŠŗŠ°Šŗ Š²Š½ŃƒŃ‚Ń€Šø стрŠ°Š½Ń‹, тŠ°Šŗ Šø Š·Š° руŠ±ŠµŠ¶Š¾Š¼, чья Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ся Šøх Š²Ń‹ŃˆŠµŃŃ‚Š¾ŃŃ‰ŠøŠ¼Šø учрŠµŠ¶Š“ŠµŠ½ŠøяŠ¼Šø.

Š². Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚Ń‹ TNI Šø сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠø Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‚ Š¾Š¶ŠøŠ“Š°ŃŽŃ‰ŠøŠµ Š“ŠµŠ½ŃŒŠ³Šø.

Š“. Š”Š¾Š»Š“Š°Ń‚Ń‹ ŠŸŠŠ”, Š¢ŠŠ˜ Šø чŠ»ŠµŠ½Ń‹ ŠŸŠ¾Š»Ń€Šø Š±Ń‹Š»Šø Š²Ń€ŠµŠ¼ŠµŠ½Š½Š¾ уŠ²Š¾Š»ŠµŠ½Ń‹, Šø Šøх Š·Š°Ń€ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š²ŃŠµ ŠµŃ‰Šµ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ся.

3. ŠŠ° ŠæŠµŠ½ŃŠøŠø

Š°. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ Š½Š° ŠæŠµŠ½ŃŠøŠø.

Š±. Š’Š¾ŠµŠ½Š½Š¾ŃŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¹ Š² Š¾Ń‚стŠ°Š²ŠŗŠµ.

Š². ŠžŃ‚стŠ°Š²Š½Š¾Š¹ сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø.

Š“. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠµ Š² Š¾Ń‚стŠ°Š²ŠŗŠµ.

4. Š‘ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Ń‹

Š°. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š²ŠµŃ‚ŠµŃ€Š°Š½ŃŠŗŠøх ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹.

Š±. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒ ŠæŠ¾Ń‡ŠµŃ‚Š½Š¾Š¹ стŠøŠæŠµŠ½Š“ŠøŠø Š“Š»Ń чŠ»ŠµŠ½Š¾Š² Š¦ŠµŠ½Ń‚Ń€Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ ŠøŠ½Š“Š¾Š½ŠµŠ·ŠøŠ¹ŃŠŗŠ¾Š³Š¾ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ ŠŗŠ¾Š¼ŠøтŠµŃ‚Š°.

Š². Š›Š°ŃƒŃ€ŠµŠ°Ń‚ ŠŸŃ€ŠµŠ¼ŠøŠø ŠæŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š² ŠŠ°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š“Š²ŠøŠ¶ŠµŠ½Šøя/Š”Š²ŠøŠ¶ŠµŠ½Šøя Š·Š° Š½ŠµŠ·Š°Š²ŠøсŠøŠ¼Š¾ŃŃ‚ŃŒ.

Š“. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š“Š»Ń Š²Š“Š¾Š²/Š²Š“Š¾Š²Ń†Š¾Š² Š¾Ń‚ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹-Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š², уŠŗŠ°Š·Š°Š½Š½Ń‹Ń… Š² ŠæуŠ½ŠŗтŠ°Ń… a, b Šø c.

Šµ. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š‘Ń‹Š²ŃˆŠ°Ń Š°Ń€Š¼Šøя Koninklijk Nederland Indonesisch Leger/ Koninklijk Maine.

ф. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š²Š°Ń€Š°ŠŗŠ°Š²ŃƒŃ€Šø/Š²Š“Š¾Š²Ń†Ń‹ ŠøŠ»Šø Š“ŠµŃ‚Šø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š“Š»Ń сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ TNI.

Š³. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š“Š»Ń Š²Š°Ń€Š°ŠŗŠ°Š²ŃƒŃ€Šø/Š²Š“Š¾Š²Ń†Š¾Š² ŠøŠ»Šø Š“ŠµŃ‚ŠµŠ¹ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ TNI.

чŠ°Ń ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Š¾Š³Š¾ Š“Š¾Š²Š¾Š»ŃŒŃŃ‚Š²Šøя Š“Š»Ń рŠ¾Š“ŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹ Š²Š¾ŠµŠ½Š½Š¾ŃŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх Š¢ŠŠ˜, ŠæŠ¾Š³ŠøŠ±ŃˆŠøх/уŠ¼ŠµŃ€ŃˆŠøх/ŠæŠ¾Š³ŠøŠ±ŃˆŠøх Š½Š° сŠ»ŃƒŠ¶Š±Šµ Šø/ŠøŠ»Šø Š²ŃŠ»ŠµŠ“стŠ²ŠøŠµ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ń‹ Šø Š½Šµ Š¾ŃŃ‚Š°Š²ŠøŠ²ŃˆŠøх Š¶ŠµŠ½Ńƒ/Š¼ŃƒŠ¶Š° Šø Š“ŠµŃ‚ŠµŠ¹.

я. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š²Š°Ń€Š°ŠŗŠ°Š²ŃƒŃ€Šø/Š²Š“Š¾Š²Ń†Ń‹ ŠøŠ»Šø Š“ŠµŃ‚Šø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠ¾Š² Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø.

Š”Š¶. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š“Š»Ń Š²Š°Ń€Š°ŠŗŠ°Š²ŃƒŃ€Šø/Š²Š“Š¾Š²Ń†Š¾Š² ŠøŠ»Šø Š“ŠµŃ‚ŠµŠ¹ ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠ¾Š² ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø.

Šŗ. ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š±Š°Š·Š¾Š²Š¾Š³Š¾ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя Š“Š»Ń рŠ¾Š“ŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹ чŠ»ŠµŠ½Š¾Š² Polri, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ уŠ¼ŠµŃ€Š»Šø/уŠ¼ŠµŃ€Š»Šø/уŠ¼ŠµŃ€Š»Šø Š²Š¾ Š²Ń€ŠµŠ¼Ń сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ń‹ Šø/ŠøŠ»Šø ŠøŠ·-Š·Š° Š½ŠµŠµ Šø Š½Šµ Š¾ŃŃ‚Š°Š²ŠøŠ»Šø сŠ²Š¾ŃŽ Š¶ŠµŠ½Ńƒ/Š¼ŃƒŠ¶Š° Šø Š“ŠµŃ‚ŠµŠ¹.

Š». ŠŸŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ ŠæŠ¾ ŠøŠ½Š²Š°Š»ŠøŠ“Š½Š¾ŃŃ‚Šø Š“Š»Ń Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ TNI Šø сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠ¾Š² ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø.

ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š½Šµ Š²ŠŗŠ»ŃŽŃ‡ŠµŠ½Š¾:

1. ŠæŠ¾Š¾Ń‰Ń€ŠµŠ½Šøя Š·Š° эффŠµŠŗтŠøŠ²Š½Š¾ŃŃ‚ŃŒ;

2. ŠæŠ¾Š¾Ń‰Ń€ŠµŠ½Šøя труŠ“Š°;

3. рŠ°Š·Ń€ŠµŃˆŠµŠ½ŠøŠµ Š½Š° уŠæрŠ°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ стŠ°Ń‚ŠøчŠµŃŠŗŠøŠ¼ Š°Ń€Ń…ŠøŠ²Š¾Š¼;

4. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š·Š° Š¾ŠæŠ°ŃŠ½Š¾ŃŃ‚ŃŒ, Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š·Š° рŠøсŠŗ, ŠŗŠ¾Š¼ŠæŠµŠ½ŃŠ°Ń†ŠøŠ¾Š½Š½Š°Ń Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° ŠøŠ»Šø Š“руŠ³ŠøŠµ ŠæŠ¾Š“Š¾Š±Š½Ń‹Šµ Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Ń‹;

5. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š·Š° Š±ŠµŠ·Š¾ŠæŠ°ŃŠ½Š¾ŃŃ‚ŃŒ;

6. ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ ŠøŠ»Šø сŠæŠµŃ†ŠøŠ°Š»ŃŒŠ½Š¾Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š“Š»Ń учŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹ Šø Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€Š¾Š² ŠøŠ»Šø ŠæŠ¾Ń‡ŠµŃ‚Š½Š¾Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ;

Š³. Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Ń‹Š¹ Š“Š¾Ń…Š¾Š“ Š“Š»Ń Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх учŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹;

чŠ°Ń сŠæŠµŃ†ŠøŠ°Š»ŃŒŠ½Ń‹Šµ стŠøŠ¼ŃƒŠ»Ń‹;

я. сŠæŠµŃ†ŠøŠ°Š»ŃŒŠ½Š¾Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š“Š»Ń ŠæрŠ¾Š²ŠøŠ½Ń†ŠøŠø ŠŸŠ°ŠæуŠ°;

Š”Š¶. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š·Š° Š²Ń‹ŃŠ»ŃƒŠ³Ńƒ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, рŠ°Š±Š¾Ń‚Š°ŃŽŃ‰Šøх Šø ŠæрŠ¾Š¶ŠøŠ²Š°ŃŽŃ‰Šøх Š² Š¾Ń‚Š“Š°Š»ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… рŠ°Š¹Š¾Š½Š°Ń…;

Šŗ. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š·Š° Š¾ŠæŠµŃ€Š°Ń†ŠøŠø ŠæŠ¾ Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡ŠµŠ½Šøю Š±ŠµŠ·Š¾ŠæŠ°ŃŠ½Š¾ŃŃ‚Šø Š“Š»Ń сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ Šø Š³Ń€Š°Š¶Š“Š°Š½ŃŠŗŠøх сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх Š’Š”Š˜, Š¾Ń‚Š²ŠµŃ‡Š°ŃŽŃ‰Šøх Š·Š° Š¾ŠæŠµŃ€Š°Ń†ŠøŠø ŠæŠ¾ Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡ŠµŠ½Šøю Š±ŠµŠ·Š¾ŠæŠ°ŃŠ½Š¾ŃŃ‚Šø Š² сŠ°Š¼Ń‹Ń… Š¾Ń‚Š“Š°Š»ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… рŠ°Š¹Š¾Š½Š°Ń… Š¼Š°Š»Ń‹Ń… Š¾ŃŃ‚Ń€Š¾Š²Š¾Š² Šø/ŠøŠ»Šø ŠæрŠøŠ³Ń€Š°Š½ŠøчŠ½Ń‹Ń… рŠ°Š¹Š¾Š½Š°Ń…;

Š». сŠæŠµŃ†ŠøŠ°Š»ŃŒŠ½Š¾Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š“Š»Ń сŠ°Š¼Ń‹Ń… Š¾Ń‚Š“Š°Š»ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š¼Š°Š»Ń‹Ń… Š¾ŃŃ‚Ń€Š¾Š²Š¾Š² Šø/ŠøŠ»Šø ŠæрŠøŠ³Ń€Š°Š½ŠøчŠ½Ń‹Ń… рŠ°Š¹Š¾Š½Š¾Š² Š“Š»Ń Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх ŠøŠ½Š“Š¾Š½ŠµŠ·ŠøŠ¹ŃŠŗŠ¾Š¹ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ Š½ŠµŃŃƒŃ‚ ŠæŠ¾Š»Š½ŃƒŃŽ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ńƒ Š² сŠ°Š¼Ń‹Ń… Š¾Ń‚Š“Š°Š»ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š¼Š°Š»Ń‹Ń… Š¾ŃŃ‚Ń€Š¾Š²Š°Ń… Šø/ŠøŠ»Šø ŠæрŠøŠ³Ń€Š°Š½ŠøчŠ½Ń‹Ń… рŠ°Š¹Š¾Š½Š°Ń…;

Š¼. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Š½Š° рŠ°Š·Š½Šøцу Š² Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š°Ń… Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх Š² Š“ŠµŠ½ŠµŃ€Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¼ сŠµŠŗрŠµŃ‚Š°Ń€ŠøŠ°Ń‚Šµ ŠŠ°Ń€Š¾Š“Š½Š¾Š³Š¾ ŠŗŠ¾Š½ŃŃƒŠ»ŃŒŃ‚Š°Ń‚ŠøŠ²Š½Š¾Š³Š¾ сŠ¾Š±Ń€Š°Š½Šøя, Š“ŠµŠ½ŠµŃ€Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¼ сŠµŠŗрŠµŃ‚Š°Ń€ŠøŠ°Ń‚Šµ Š”Š¾Š²ŠµŃ‚Š° Š½Š°Ń€Š¾Š“Š½Ń‹Ń… ŠæрŠµŠ“стŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹ Šø Š­ŠŗсŠæŠµŃ€Ń‚Š½Š¾Š¼ Š°Š³ŠµŠ½Ń‚стŠ²Šµ, Š° тŠ°ŠŗŠ¶Šµ Š² Š“ŠµŠ½ŠµŃ€Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¼ сŠµŠŗрŠµŃ‚Š°Ń€ŠøŠ°Ń‚Šµ Š”Š¾Š²ŠµŃ‚Š° рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Ń‹Ń… ŠæрŠµŠ“стŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŠµŠ¹;

Š½. ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š½Š° срŠµŠ“стŠ²Š° Šŗ сущŠµŃŃ‚Š²Š¾Š²Š°Š½Šøю Š·Š° Š³Ń€Š°Š½ŠøцŠµŠ¹ Š“Š»Ń Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, сŠ¾Š»Š“Š°Ń‚ TNI, сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠ¾Š² ŠøŠ½Š“Š¾Š½ŠµŠ·ŠøŠ¹ŃŠŗŠ¾Š¹ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰Šøх, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ рŠ°Š·Š¼ŠµŃ‰ŠµŠ½Ń‹ ŠøŠ»Šø ŠæрŠøŠŗŠ¾Š¼Š°Š½Š“ŠøрŠ¾Š²Š°Š½Ń‹ Šŗ ŠæрŠµŠ“стŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŠ¼ Š ŠµŃŠæуŠ±Š»ŠøŠŗŠø Š˜Š½Š“Š¾Š½ŠµŠ·Šøя Š·Š° руŠ±ŠµŠ¶Š¾Š¼;

Š¾. Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø ŠøŠ»Šø Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Ń‹, ŠæрŠµŠ“усŠ¼Š¾Ń‚Ń€ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ Š½Š¾Ń€Š¼Š°Ń‚ŠøŠ²Š½Ń‹Š¼Šø ŠæрŠ°Š²Š¾Š²Ń‹Š¼Šø Š°ŠŗтŠ°Š¼Šø ŠøŠ»Šø Š²Š½ŃƒŃ‚Ń€ŠµŠ½Š½ŠøŠ¼Šø Š“Š¾ŠŗуŠ¼ŠµŠ½Ń‚Š°Š¼Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š¾Ń€Š³Š°Š½Š¾Š²; Š˜

p.s. ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ ŠøŠ»Šø Š“руŠ³ŠøŠ¼Šø Š¾Š±Š¾Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½ŠøяŠ¼Šø Š²Š½Šµ ŠæŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½ŠøŠ¹

ŠœŠ°Ń‚ŠµŃ€ŠøŠ°Š» ŠæŠ¾Š»ŠµŠ·Š½Š¾Š¹ Š½Š°Š³Ń€ŃƒŠ·ŠŗŠø PP ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ ASN, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ 2023 Š³. сŠ»ŠµŠ“ующŠøŠµ.

1. ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š°, Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚ ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Ń… фŠ¾Ń€Š¼ŠøруŠµŃ‚ся ŠøŠ· Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚Š° Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š² Šø рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š², ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŃŃŽŃ‚ся Š² рŠ°Š·Š¼ŠµŃ€Šµ Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Š¾Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹/ŠæŠµŠ½ŃŠøŠø Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹, ŠæрŠøŠŗрŠµŠæŠ»ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Šŗ Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š½Š¾Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ/ŠæŠµŠ½ŃŠøŠø, Šø 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š·Š° ŠæрŠ¾ŠøŠ·Š²Š¾Š“ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾ŃŃ‚ŃŒ с учŠµŃ‚Š¾Š¼ фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ¾Š²Ń‹Ń… Š²Š¾Š·Š¼Š¾Š¶Š½Š¾ŃŃ‚ŠµŠ¹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Š°;

2. Š£Ń‡ŠøтŠµŠ»ŃŠ¼, Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‰ŠøŠ¼ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š·Š° рŠ°Š±Š¾Ń‚Ńƒ, Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š½Š°Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½Š¾ 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) Š¾Ń‚ ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø учŠøтŠµŠ»Ń. Š¢Š¾Ń‡Š½Š¾ тŠ°Šŗ Š¶Šµ Š“Š»Ń Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€Š¾Š², ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‚ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š·Š° рŠ°Š±Š¾Ń‚Ńƒ, ŠøŠ¼ Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½Š¾ 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø Š»ŠµŠŗтŠ¾Ń€Š° ŠøŠ»Šø 50% (ŠæятьŠ“ŠµŃŃŃ‚ ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø с Š¾Ń‚Š»ŠøчŠøŠµŠ¼;

3. ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š°, Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚ ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Ń… фŠ¾Ń€Š¼ŠøруŠµŃ‚ся ŠøŠ· Š¾Š±Š»Š°ŃŃ‚Š½Š¾Š³Š¾ Š±ŃŽŠ“Š¶ŠµŃ‚Š° Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š¾Š² Šø рŠ°ŃŃ…Š¾Š“Š¾Š², ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŃŃŽŃ‚ся Š² рŠ°Š·Š¼ŠµŃ€Šµ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Šø Š½Š°Š“Š±Š°Š²Š¾Šŗ Šŗ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ Šø Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾Š¼Ńƒ Š“Š¾Ń…Š¾Š“у Š² рŠ°Š·Š¼ŠµŃ€Šµ Š½Šµ Š±Š¾Š»ŠµŠµ 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) Š“Š»Ń Š¾Ń€Š³Š°Š½Š¾Š² Š¼ŠµŃŃ‚Š½Š¾Š³Š¾ сŠ°Š¼Š¾ŃƒŠæрŠ°Š²Š»ŠµŠ½Šøя, Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡ŠøŠ²Š°ŃŽŃ‰Šøх Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Ń‹Šµ Š“Š¾Ń…Š¾Š“ы с учŠµŃ‚Š¾Š¼ Š²Š¾Š·Š¼Š¾Š¶Š½Š¾ŃŃ‚ŠµŠ¹ рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ фŠøсŠŗŠ°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡ŠµŠ½Š½Š¾ŃŃ‚Šø Šø Š² сŠ¾Š¾Ń‚Š²ŠµŃ‚стŠ²ŠøŠø с ŠæŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½ŠøяŠ¼Šø Š½Š¾Ń€Š¼Š°Ń‚ŠøŠ²Š½Ń‹Ń… Š°ŠŗтŠ¾Š²;

4. Š£Ń‡ŠøтŠµŠ»ŃŠ¼, Š½Šµ ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°ŃŽŃ‰ŠøŠ¼ рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Ń‹Ń… ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ ŠæŠ¾ рŠµŠ·ŃƒŠ»ŃŒŃ‚Š°Ń‚Š°Š¼ рŠ°Š±Š¾Ń‚Ń‹, Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š° ŠøŠ»Šø ŠøŠ½Ń‹Ń… Š½Š°Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½ŠøŠ¹, Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š½Š°Š·Š½Š°Ń‡ŠµŠ½Š¾ Š½Šµ Š±Š¾Š»ŠµŠµ 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) ŠæрŠ¾Ń„ŠµŃŃŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠø учŠøтŠµŠ»Ń ŠøŠ»Šø Š½Šµ Š±Š¾Š»ŠµŠµ 50% (ŠæятŠøŠ“ŠµŃŃŃ‚Šø ŠæрŠ¾Ń†ŠµŠ½Ń‚Š¾Š²) Š“Š¾ŠæŠ¾Š»Š½ŠøтŠµŠ»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š° Š·Š° ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š³Ń€Š°Š¶Š“Š°Š½ŃŠŗŠ¾Š³Š¾ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°;

5. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š¼Ńƒ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Ńƒ Šø ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼, Š¾Ń‚Š²ŠµŃ‡Š°ŃŽŃ‰ŠøŠ¼ трŠµŠ±Š¾Š²Š°Š½ŠøяŠ¼ Š“Š»Ń ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡ŠµŠ½Šøя Š±Š¾Š»ŠµŠµ 1 (Š¾Š“Š½Š¾Š³Š¾) ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š°, Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ся тŠ¾Š»ŃŒŠŗŠ¾ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Ń‹Š¹ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“ с Š½Š°ŠøŠ±Š¾Š»ŃŒŃˆŠµŠ¹ стŠ¾ŠøŠ¼Š¾ŃŃ‚ŃŒŃŽ;

6. Š“Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Šµ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Ń‹, ŠŗŠ¾Ń‚Š¾Ń€Ń‹Šµ ŠæŠ¾ сŠ²Š¾ŠµŠ¼Ńƒ стŠ°Ń‚ŃƒŃŃƒ/Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø яŠ²Š»ŃŃŽŃ‚ся ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼Šø, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼Šø ŠøŠ»Šø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŠ¼Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹, тŠ¾ Š·Š°ŠøŠ½Ń‚ŠµŃ€ŠµŃŠ¾Š²Š°Š½Š½Š¾Š¼Ńƒ Š»Šøцу ŠæŠ¾-ŠæрŠµŠ¶Š½ŠµŠ¼Ńƒ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŃŽŃ‚ся Š¾Ń‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° ŠŗŠ°Šŗ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š¼Ńƒ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Ńƒ, Š° тŠ°ŠŗŠ¶Šµ Š¾Ń‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š°. Š² ŠŗŠ°Ń‡ŠµŃŃ‚Š²Šµ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š° Šø/ŠøŠ»Šø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»Ń ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя.

7. ŠŸŃ€ŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ Š¾Ń‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Ń… Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š° тŠ°ŠŗŠ¶Šµ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŃŠµŃ‚ся сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼ Š½ŠµŠ³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š³Ń€Š°Š¶Š“Š°Š½ŃŠŗŠ¾Š³Š¾ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°, ŠæрŠ¾Ń…Š¾Š“ящŠøŠ¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ńƒ Š² Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š¾Ń€Š³Š°Š½Š°Ń…, Š² тŠ¾Š¼ чŠøсŠ»Šµ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼ Š½ŠµŠ³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š³Ń€Š°Š¶Š“Š°Š½ŃŠŗŠ¾Š³Š¾ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°, ŠæрŠ¾Ń…Š¾Š“ящŠøŠ¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ńƒ Š² Š½ŠµŃŃ‚Ń€ŃƒŠŗтурŠ½Ń‹Ń… учрŠµŠ¶Š“ŠµŠ½Šøях, Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š¾Ń€Š³Š°Š½Š°Ń…, ŠæрŠøŠ¼ŠµŠ½ŃŃŽŃ‰Šøх схŠµŠ¼Ńƒ уŠæрŠ°Š²Š»ŠµŠ½Šøя фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ°Š¼Šø Š°Š³ŠµŠ½Ń‚стŠ²Š°Š¼ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š¹ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ń‹/рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Ń‹Š¼ Š°Š³ŠµŠ½Ń‚стŠ²Š°Š¼ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š¹ сŠ»ŃƒŠ¶Š±Ń‹, учрŠµŠ¶Š“ŠµŠ½ŠøяŠ¼ Š¾Š±Ń‰ŠµŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Š¾Š³Š¾ Š²ŠµŃ‰Š°Š½Šøя Šø Š½Š¾Š²Ń‹Š¼ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ уŠ½ŠøŠ²ŠµŃ€ŃŠøтŠµŃ‚Š°Š¼ Š½Š° Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š°Š½ŠøŠø ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½Šøя ŠŸŃ€ŠµŠ·ŠøŠ“ŠµŠ½Ń‚Š° ā„– 10 Š¾Ń‚ 2016 Š³Š¾Š“Š° Š¾ ŠæрŠµŠæŠ¾Š“Š°Š²Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŃ… Šø ŠæŠµŠ“Š°Š³Š¾Š³ŠøчŠµŃŠŗŠøх ŠŗŠ°Š“рŠ°Ń… Š² Š½Š¾Š²Ń‹Ń… Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… уŠ½ŠøŠ²ŠµŃ€ŃŠøтŠµŃ‚Š°Ń… Š·Š° Šøх Š·Š°ŃŠ»ŃƒŠ³Šø Š² Š“Š¾ŃŃ‚ŠøŠ¶ŠµŠ½ŠøŠø цŠµŠ»ŠµŠ¹ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š³Š¾ рŠ°Š·Š²ŠøтŠøя.

ŠŸŃ€ŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š° учŠøтыŠ²Š°ŠµŃ‚ рŠ°Š²ŠµŠ½ŃŃ‚Š²Š¾ с ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµŠ¼ Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Ń‹Š¼ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š¾Š¼, ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŃŠµŠ¼Ń‹Š¼ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š°Š¼, Š¾ŃŠ¾Š±ŠµŠ½Š½Š¾ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, Š²Š¾ŠµŠ½Š½Š¾ŃŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼ TNI Šø сŠ¾Ń‚Ń€ŃƒŠ“Š½ŠøŠŗŠ°Š¼ Š½Š°Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾Š¹ ŠæŠ¾Š»ŠøцŠøŠø, Šø ŠæрŠøŠ½ŠøŠ¼Š°Ń Š²Š¾ Š²Š½ŠøŠ¼Š°Š½ŠøŠµ фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ¾Š²Ń‹Šµ Š²Š¾Š·Š¼Š¾Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Š°, Š²ŠŗŠ»ŃŽŃ‡Š°Ń рŠµŠ³ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Ń‹Š¹ фŠøŠ½Š°Š½ŃŠ¾Š²Ń‹Š¹ ŠæŠ¾Ń‚ŠµŠ½Ń†ŠøŠ°Š». ŠŸŠ¾Š»ŠøтŠøŠŗŠ° Š² Š¾Ń‚Š½Š¾ŃˆŠµŠ½ŠøŠø рŠ°Š·Š¼ŠµŃ€Š° ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøя Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š³Š¾ Š¾ŠŗŠ»Š°Š“Š° Š¾ŠæрŠµŠ“ŠµŠ»ŃŠµŃ‚ся ŠæрŠ¾ŠæŠ¾Ń€Ń†ŠøŠ¾Š½Š°Š»ŃŒŠ½Š¾ Š·Š²Š°Š½Šøю, Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø, Š·Š²Š°Š½Šøю Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø ŠøŠ»Šø ŠŗŠ»Š°ŃŃŃƒ Š“Š¾Š»Š¶Š½Š¾ŃŃ‚Šø.

ŠžŠæрŠµŠ“ŠµŠ»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½Šøя ŠæрŠ°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ ASN, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ 2023 Š³. этŠ¾ ŠæрŠøŠ·Š²Š°Š½Š¾ Š¾Š±ŠµŃŠæŠµŃ‡Šøть ŠæрŠ°Š²Š¾Š²ŃƒŃŽ Š¾ŃŠ½Š¾Š²Ńƒ Š“Š»Ń рŠµŠ°Š»ŠøŠ·Š°Ń†ŠøŠø ŠæŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½Šøя Š¾ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±Šøях ŠæŠ¾ сŠ»ŃƒŃ‡Š°ŃŽ ŠæрŠ°Š·Š“Š½ŠøŠŗŠ° Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š“Š»Ń Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Ń… Š°ŠæŠæŠ°Ń€Š°Ń‚Š¾Š², ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š², ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¹ Šø ŠæŠ¾Š»ŃƒŃ‡Š°Ń‚ŠµŠ»ŠµŠ¹ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Š² 2023 Š³Š¾Š“у.

Š§ŠøтŠ°Š¹Ń‚Šµ: ŠŸŠ¾Š»ŠøтŠøчŠµŃŠŗŠøŠ¹ цŠøрŠŗуŠ»ŃŃ€ Š¾ ŠæрŠµŠ“Š¾ŃŃ‚Š°Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠø THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š² 2023 Š³.

Š² ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Ā«Šž Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ Š¾Ń‚ 2023 Š³.Ā» ŠæŠ¾Š“чŠµŃ€ŠŗŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ся, чтŠ¾ ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŃŽŃ‚ся Š½Šµ рŠ°Š½ŠµŠµ, чŠµŠ¼ Š·Š° 10 (Š“ŠµŃŃŃ‚ŃŒ) рŠ°Š±Š¾Ń‡Šøх Š“Š½ŠµŠ¹ Š“Š¾ Š“Š°Ń‚Ń‹ ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ°.

Š’ сŠ»ŃƒŃ‡Š°Šµ, ŠµŃŠ»Šø ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Š½Šµ Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠµŠ½Š¾, ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠµ Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠµŠ½Š¾ ŠæŠ¾ŃŠ»Šµ Š“Š°Ń‚Ń‹ Š„Š°Ń€Šø Š Š°Š¹Ń. Š Š°Š·Š¼ŠµŃ€ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŠ¼Š¾Š³Š¾ Š¾Ń‚ŠæусŠŗŠ½Š¾Š³Š¾ Š·Š°Š²ŠøсŠøт Š¾Ń‚ суŠ¼Š¼Ń‹ чŠ°ŃŃ‚Šø Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š°, Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠµŠ½Š½Š¾Š¹ Š² Š¼Š°Ń€Ń‚Šµ 2023 Š³Š¾Š“Š°.

ŠŸŃ€Šø этŠ¾Š¼ трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŃ‚ся Š½Šµ ŠæŠ¾Š·Š“Š½ŠµŠµ ŠøюŠ½Ń 2023 Š³Š¾Š“Š°. Š’ сŠ»ŃƒŃ‡Š°Šµ, ŠµŃŠ»Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š½Šµ Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠµŠ½Š°, трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š¼Š¾Š¶ŠµŃ‚ Š±Ń‹Ń‚ŃŒ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠµŠ½Š° ŠæŠ¾ŃŠ»Šµ ŠøюŠ½Ń 2023 Š³Š¾Š“Š°. Š Š°Š·Š¼ŠµŃ€ Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŠµŠ¼Š¾Š¹ трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š¾Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š·Š°Š²ŠøсŠøт Š¾Ń‚ суŠ¼Š¼Ń‹ Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š½Š¾Š¹ чŠ°ŃŃ‚Šø Š¾ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š² Š¼Š°Šµ 2023 Š³Š¾Š“Š°.

ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Ā«Šž Š²Ń‹ŠæŠ»Š°Ń‚Šµ ŠæŠ¾ŃŠ¾Š±ŠøŠ¹ Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š°Š¼ Š¾Ń‚ 2023 Š³.Ā» тŠ°ŠŗŠ¶Šµ ŠæŠ¾Š“тŠ²ŠµŃ€Š¶Š“Š°ŠµŃ‚, чтŠ¾ Š½Š°Š“Š±Š°Š²ŠŗŠ° Hari Raya Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š½Šµ ŠæŠ¾Š“Š»ŠµŠ¶Š°Ń‚ Š²Ń‹Ń‡ŠµŃ‚Š°Š¼ ŠøŠ· Š²Š·Š½Š¾ŃŠ¾Š² Šø/ŠøŠ»Šø Š“руŠ³ŠøŠ¼ Š²Ń‹Ń‡ŠµŃ‚Š°Š¼ Š½Š° Š¾ŃŠ½Š¾Š²Š°Š½ŠøŠø Š·Š°ŠŗŠ¾Š½Š¾Š“Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŠ½Ń‹Ń… ŠæŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½ŠøŠ¹.

ŠžŃ‚ŠæусŠŗŠ½Ń‹Šµ Šø трŠøŠ½Š°Š“цŠ°Ń‚Š°Ń Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š°Ń ŠæŠ»Š°Ń‚Š° Š¾Š±Š»Š°Š³Š°ŃŽŃ‚ся ŠæŠ¾Š“Š¾Ń…Š¾Š“Š½Ń‹Š¼ Š½Š°Š»Š¾Š³Š¾Š¼ Š² сŠ¾Š¾Ń‚Š²ŠµŃ‚стŠ²ŠøŠø с ŠæŠ¾Š»Š¾Š¶ŠµŠ½ŠøяŠ¼Šø Š·Š°ŠŗŠ¾Š½Š¾Š“Š°Ń‚ŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° Šø Š¾ŠæŠ»Š°Ń‡ŠøŠ²Š°ŃŽŃ‚ся Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²Š¾Š¼.

ŠŸŠ¾ŃŃ‚Š°Š½Š¾Š²Š»ŠµŠ½ŠøŠµ ŠŸŃ€Š°Š²ŠøтŠµŠ»ŃŒŃŃ‚Š²Š° ŠŸŠŸ ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Šž Š½Š°Ń‡ŠøсŠ»ŠµŠ½ŠøŠø Š¢ŠŠ  Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ Š³Š¾ŃŃƒŠ“Š°Ń€ŃŃ‚Š²ŠµŠ½Š½Ń‹Š¼ сŠ»ŃƒŠ¶Š°Ń‰ŠøŠ¼, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š°Š¼ Šø Š»ŃŒŠ³Š¾Ń‚Š½ŠøŠŗŠ°Š¼ Š² 2023 Š³. ŠŸŠ¾Š»Š½ŃƒŃŽ ŠøŠ½Ń„Š¾Ń€Š¼Š°Ń†Šøю Š¼Š¾Š¶Š½Š¾ ŠæрŠ¾Ń‡ŠøтŠ°Ń‚ŃŒ Šø сŠŗŠ°Ń‡Š°Ń‚ŃŒ Š·Š“ŠµŃŃŒ.

Š¢ŠµŠ¼ сŠ°Š¼Ń‹Š¼ PP ā„– 15 Š¾Ń‚ 2023 Š³. Šž Š²Ń‹Š“Š°Ń‡Šµ THR Šø 13-Š¹ Š·Š°Ń€Š°Š±Š¾Ń‚Š½Š¾Š¹ ŠæŠ»Š°Ń‚Ń‹ ASN, ŠæŠµŠ½ŃŠøŠ¾Š½ŠµŃ€Š¾Š² Šø Š±ŠµŠ½ŠµŃ„ŠøцŠøŠ°Ń€Š¾Š² 2023.ŠŠ°Š“ŠµŃŽŃŃŒ, этŠ¾ ŠæŠ¾Š»ŠµŠ·Š½Š¾.

Categories
News

SE tentang Juknis Pembinaan Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi

Surat Edaran Petunjuk Teknis Pengembangan Jabatan Fungsional Pengawas Konstruksi

Di antara guru.com, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerbitkan Surat Edaran Menteri RMP No. 06/SE/M/2023 tentang Petunjuk Teknis ā€“ Juknis untuk Pengembangan Jabatan Fungsional Pengelola Jasa Konstruksi.

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Jabatan Fungsional Pengawas Konstruksi ditujukan kepada :

1.Pejabat pembinaan kepegawaian badan negara;

2. Pejabat Madya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

3. Sekretaris unit organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; DAN

4. Kepala Biro/Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pedoman teknis pembentukan jabatan fungsional kepala dinas konstruksi

Dalam rangka mengefektifkan proses pelaksanaan tugas oleh pejabat fungsional agar memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan dan melaksanakan Keputusan Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional, perlu disusun petunjuk teknis bagi pejabat fungsional Pembina jasa konstruksi untuk melaksanakan kegiatan jasa pembangunan konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dasar pembentukan

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494).

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penciptaan Lapangan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573).

3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Keputusan Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Tata Tertib Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, No. 6494), sebagaimana telah diubah. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Mengubah Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Lembaran Negara Republik Indonesia) nomor 6626).

5. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 40).

6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Pembentukan Jabatan Fungsional Pengelola Jasa Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 751 ).

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 473), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2022 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1382.

8. Keputusan Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 155).

9. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 54).

10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peningkatan Kualifikasi Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 60).

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1593/KPTS/M/2021 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Pimpinan Ikatan Pejabat Jasa Konstruksi Indonesia.

Baca: Materi Sosialisasi Kepmen PANRB Nomor 1103 Tahun 2022 tentang Nomenklatur Jabatan PNS

Tujuan dan tugas

1. Surat Edaran Menteri tentang Petunjuk teknis pengembangan jabatan fungsional bagi kepala dinas konstruksi dimaksudkan sebagai pedoman teknis bagi para pengawas jasa konstruksi dalam melaksanakan proses pelaksanaan tugas fungsional sesuai dengan ketentuan, dengan memperhatikan aspek pengendalian kepala satuan kerja dan tanggung jawab lingkungan kerja yang ditugaskan.

2. Surat Edaran Menteri ini bertujuan agar hasil kerja para pelatih pamong praja memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh organisasi dan berkontribusi pada profesionalisasi jabatan yang diemban.

Volume

Ruang lingkup Surat Edaran Menteri ini meliputi:

1. Tanggung jawab dan ruang lingkup kegiatan Jabatan fungsional kepala jasa konstruksi;

2. Tugas fungsional kepala dinas konstruksi;

3. Tim teknis;

4. Pembentukan jabatan fungsional mandor jasa konstruksi;

5. Spesialisasi pengelola kepercayaan jasa konstruksi;

6. Pembinaan pegawai fungsional jasa konstruksi;

7. Organisasi profesi.

Ketentuan Umum

1. Jabatan fungsional pembina jasa konstruksi adalah jabatan yang tugasnya meliputi ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyelenggaraan pengembangan jasa konstruksi.

2. Pejabat Fungsional Pengawas Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut “Penasihat Jasa Konstruksi” adalah Pegawai Negeri Sipil yang diserahi tugas, tanggung jawab, wewenang dan wewenang untuk melaksanakan pembinaan jasa konstruksi.

3. Pengembangan jasa konstruksi adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan jasa konstruksi guna mencapai tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi.

4. Penyusunan Program Pengembangan Jasa Bangunan – kegiatan menyusun rencana aksi sesuai dengan perkiraan anggaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam jangka panjang, menengah dan / atau jangka pendek di bidang pengembangan jasa bangunan.

5. Penyusunan kode, standar, prosedur, atau kriteria jasa konstruksi adalah kegiatan merumuskan kebijakan dalam rangka mendukung penyelenggaraan jasa konstruksi agar terselenggara secara tertib sesuai standar keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan konstruksi. .

6. Pemberdayaan Jasa Bangunan adalah kegiatan yang dilakukan bagi Masyarakat Jasa Bangunan untuk meningkatkan kapasitas lembaga, kelompok dan/atau individu dalam industri jasa bangunan.

7. Pengawasan jasa konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan tertib pelaksanaan konstruksi sesuai dengan ketentuan tertib usaha, tertib pelaksanaan dan tertib penggunaan jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Penyusunan Pedoman Pelayanan Gedung adalah kegiatan kajian yang dilakukan untuk mengubah, memperbaiki atau meningkatkan proses atau kemampuan Pedoman Pelayanan Gedung.

9. Penyelenggaraan pengembangan jasa konstruksi adalah kegiatan pelaksanaan kebijakan pengembangan jasa konstruksi yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang, selain menyusun program, memberdayakan, mengawasi, dan mengembangkan pengembangan jasa konstruksi, sehingga pelaksanaan jasa konstruksi dapat terwujud. sesuai dengan norma, standar, prosedur atau kriteria jasa konstruksi.

10. Angka Kredit – penilaian kuantitatif atas kinerja pejabat fungsional.

11. Peringkat Kredit Kumulatif adalah peringkat kredit kumulatif yang harus dicapai oleh pejabat fungsional sebagai syarat kenaikan pangkat dan jabatan.

12. Spesialisasi adalah pengalaman dalam suatu bidang ilmu atau pekerjaan.

Surat Edaran Menteri RMP No. 06/SE/M/2023 tentang Petunjuk Teknis – Petunjuk Teknis Pengembangan Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Demikian Surat Edaran tentang Petunjuk teknis (Yuknis) Pembinaan jabatan fungsional kepala dinas konstruksi

Categories
News

SE Sekjen Kemenag Nomor 10/2023 tentang Jam Kerja Pegawai Kemenag pada Ramadan 1444 H

Sekjen Kemenag SE Nomor 10 Tahun 2023 tentang Jam Kerja Pegawai Kementerian Agama Selama Ramadhan 1444 H.

Di antara Guru.com. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor 10 mulai tahun 2023 tentang jam kerja pegawai Kementerian Agama di bulan Ramadhan 1444 H.

SE Sekretaris Jenderal Kementerian Agama No 10 Tahun 2023 tentang Jam Kerja Pegawai Kementerian Agama di Bulan Ramadhan 1444 Khikhria ditujukan kepada :

1. Pemeriksaan umum;

2. Direktur Jenderal;

3. Kepala Badan;

4. Staf ahli dan staf khusus;

5. Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri;

6. Kepala Dinas Daerah Kementerian Agama;

7. Kepala Biro/Kepala Pusat dapat Sekretaris Jenderal;

8. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; DAN

9. Kepala Bagian Pelaksanaan Teknis.

Latar belakang

1. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan dan efisiensi pelaksanaan tugas PNS di bulan Ramadhan 1444 H, MenPANRB mengeluarkan Surat Edaran No. 06 Tahun 2023 tentang Jam kerja pegawai aparatur sipil negara di bulan Ramadhan 1444 H di lingkungan lembaga pusat.

2. Melakukan pembinaan kepada jajaran Kemenag dan menindaklanjuti pelaksanaan Surat Edaran MenPANRB sebagaimana tercantum dalam terbitan 1, perlu menginstal Surat Edaran Sekjen tentang Jam Kerja Pegawai Kementerian Agama di Bulan Ramadhan 1444 H.

Jam kerja pegawai Kementerian Agama Bulan Ramadhan 1444 H

Tujuan dan tugas

Surat Edaran Jam kerja pegawai Kementerian Agama di bulan Ramadan 1444 H hal tersebut dimaksudkan dan ditujukan untuk mengatur pelaksanaan jam kerja bagi pegawai Kementerian Agama selama bulan Ramadhan 1444 H, agar tugas, fungsi, dan pelayanan publik di Kementerian Agama tetap berjalan efektif dan efisien.

Volume

Surat edaran tersebut memuat ketentuan tentang Jam kerja pegawai Kementerian Agama di bulan Ramadhan 1444 H.

Basis

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pembinaan Pegawai Negeri Sipil;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Pegawai Negeri Sipil Kontrak Kerja;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Tanggung Jawab Disiplin PNS; DAN

5. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang hari kerja pada badan-badan umum.

6. Surat Edaran No. 06 Tahun 2023 tentang Jam kerja pegawai aparatur sipil negara Ramadhan 1444 H di lingkungan lembaga pusat.

Keamanan

Jam kerja pegawai Kementerian Agama pada bulan Ramadhan 1444 H adalah sebagai berikut.

1. Kelompok kerja, yang memberikan waktu 5 (lima) hari kerja

A. Senin sampai Kamis Jam buka: 08.00-15.00

Istirahat 12.00-12.30

B. Jumat Jam buka: 08.00-15.30

Istirahat: 11.30-12.30

2. Unit kerja yang menerapkan 6 (enam) hari kerja

A. Senin sampai Kamis Waktu: 08.00-14.00

Istirahat: 12.00-12.30

B. Jumat: 08.00-14.00

Istirahat: 11.30-12.30

Jumlah jam kerja efektif bagi instansi pemerintah pusat dan daerah yang melaksanakan 5 (lima) dan 6 (enam) hari kerja selama bulan Ramadhan 1444 H adalah sekurang-kurangnya 32,5 jam (tiga puluh dua jam tiga puluh menit).

Baca: Keputusan Menteri Agama tentang Penetapan Ramadhan 1444 H

Jam kerja yang disebutkan sesuai dengan zona waktu masing-masing unit kerja. Kabag Operasi memastikan bahwa ketaatan jam kerja selama bulan Ramadhan 1444 H tidak menghambat produktivitas dan pencapaian kinerja pegawai dan kinerja organisasi, serta tidak mengganggu kelancaran pelayanan pemerintahan.

Surat Edaran ini disampaikan kepada unit kerja yang sesuai dengan kewenangannya agar pegawai Kementerian Agama mengetahui dan melaksanakannya.

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor 10 Tahun 2023 tentang Jam Kerja Pegawai Kementerian Agama di Bulan Ramadhan 1444 jam Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Dengan demikian Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor 10 mulai tahun 2023 tentang jam kerja pegawai Kementerian Agama di bulan Ramadhan 1444 H. Semoga ini bermanfaat.

Categories
News

Materi Sosialisasi Kepmen PANRB Nomor 1103/2022 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana PNS

Materi Sosialisasi Kepmen PANRB No. 1103 Tahun 2022 tentang Nomenklatur PNS Jabatan

Di antara Guru.com. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANR) membagikan melalui website resminya Prosiding Publikasi Keputusan Menteri PANRB Nomor 1103 Tahun 2022 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Publik.

Posisi eksekutif merupakan kelompok jabatan yang memuat fungsi dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik, serta penyelenggaraan dan pembangunan publik.

Jabatan pimpinan dibagi lagi menjadi jabatan PNS yang memiliki kesamaan karakteristik, mekanisme dan model kerja.

Setiap klasifikasi jabatan pimpinan berisi nomenklatur eksekutif. Mekanisme dan model kerja meliputi proses dan cara kerja dalam pelaksanaan tugas kedinasan.

Materi Sosialisasi Kepmen PANRB Nomor 1103 Tahun 2022 Tentang Nomenklatur Jabatan Penyelenggaraan PNS di Lingkungan Publik

Kelompok Pimpinan PNS

1. Kantor Panitera

Sekretaris klasifikasi nomenklatur jabatan pelaksana tugas pelayanan administrasi.

2. Posisi operator

Posisi operator klasifikasi nomenklatur posisi manajerial yang melakukan tugas teknis umum.

3. Posisi teknisi

Posisi teknisi klasifikasi nomenklatur posisi pelaku yang melakukan tugas teknis tertentu.

Keputusan Menteri ANRB No. 1103 Tahun 2022

Pada 12 Oktober 2022, proyek PermenPANRB terkait diumumkan. Posisi eksekutif dan PermenPANRB Nomor 45 Tahun 2022, Lembaran Negara Republik Indonesia 1042 tentang Kedudukan Pegawai Negeri Sipil yang Dijalankan pada Badan Publik.ā€

Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, nomenklatur jabatan eksekutif pegawai negeri sipil di lingkungan negara berdasarkan Lampiran Keputusan MenPANRB Nomor 41 Tahun 2018 ā€œTentang Nomenklatur Jabatan Pimpinan Tinggi PNS di Lembaga Negaraā€. masih berlaku sebelum keluarnya nomenklatur jabatan pelaksana atas perintah Menteri PANRB.

Materi Sosialisasi Kepmen PANRB Nomor 1103 Tahun 2022 Tentang Nomenklatur Jabatan Pimpinan Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Publik Keterangan lengkap dapat dibaca dan diunduh dari tautan berikut.

unduh

Contoh kelas posisi pelaksana yang diusulkan āˆ’ unduh

Dengan demikian Materi Sosialisasi Keputusan Menteri PANRB Nomor 1103 Tahun 2022 tentang Nomenklatur Jabatan Pimpinan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Publik. Semoga ini bermanfaat.

Categories
News

SE Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2023 tentang Kriteria Penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa

SE BKN Nomor 3 Tahun 2023 tentang kriteria kenaikan pangkat luar biasa

Di antara Guru.com. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) diterbitkan Surat Edaran Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2023 tentang Kriteria Penilaian dan Mekanisme Pemberian Penghargaan Pembinaan Luar Biasa.

Latar belakang

Untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan objektivitas dalam pemberian kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) kepada pegawai negeri, perlu diperjelas standar atau kriteria dan mekanisme pemberian penghargaan KPLB.

Tujuan dan tugas

Maksud dan tujuan Surat Edaran ini adalah sebagai pedoman bagi badan publik dalam menyampaikan KPLB, memahami kriteria dan mekanisme penyampaian KPLB, serta menjadi pedoman bagi Tim Evaluasi Badan Kepegawaian dalam melakukan penilaian PNS. yang berhak mengikuti KPLB.

Volume

Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi:

1. Kriteria evaluasi.

2. Bobot penilaian dan nilai minimum.

3. Prosedur pengajuan dan kelengkapan administrasi.

4. Mekanisme evaluasi dan identifikasi penerima KPLB.

SE BKN Nomor 3 Tahun 2023 tentang kriteria kenaikan pangkat luar biasa

dasar hukum

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 ā€œTentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan PNSā€.

3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 ā€œTentang Tata Cara Pelaksanaan Keputusan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Jabatan Pegawai Negeri Sipilā€, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002.

4. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 29A Tahun 2007 tentang Tata Cara Peninjauan/Persetujuan Kenaikan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang Berkinerja Luar Biasa.

5. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 29 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara.

Kriteria evaluasi

Evaluasi proposal KPLB mencakup beberapa elemen.

1. Orisinalitas / kebaruan, inovasi / ide / perilaku

Karya/ciptaan tersebut dapat berupa inovasi berdasarkan ide yang unik, pendekatan baru dalam pemecahan masalah, desain implementasi yang unik, perilaku atau sikap yang berdampak luas dan dapat diadopsi oleh instansi.

2. Manfaat

Divisi manfaat karya/hak cipta, agensi, pihak terkait dan/atau masyarakat secara keseluruhan. Pekerjaan tersebut memiliki kemampuan untuk mengubah sistem kerja, perilaku karyawan dan/atau pemangku kepentingan, memiliki dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

3. Prinsip efisiensi dan efektifitas

Karya/Kreasi dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada (SDM, anggaran, infrastruktur) untuk manfaat/nilai tambah dalam pelayanan publik dan penghematan anggaran.

4. Pengakuan/Penghargaan

Karya/kreatif diakui kegunaannya dan mendapat penghargaan di lingkungan instansi, masyarakat dan/atau internasional dan digunakan oleh pengguna sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

5. Pengaruh dan Pengaruh

Karya/kreatif memiliki kemampuan untuk membangkitkan kesadaran dan pola pikir, serta berdampak signifikan bagi karyawan, instansi, dan/atau komunitas yang menjadi sasaran perubahan.

Bobot peringkat dan nilai minimum

1. Bobot setiap kriteria penilaian ditentukan sebagai berikut.

2. Setiap kriteria memiliki rentang nilai dari 1 hingga 10.

3. Menurut hasil penimbangan, skor minimal adalah 90.

Tata cara pengajuan proposal dan kelengkapan administrasi

1. Sebelum mencalonkan pejabat pemerintah sebagai calon penerima KPLB, instansi harus melakukan hal-hal sebagai berikut.

A. Melakukan pengumuman terkait jadwal penawaran KPLB di instansi.

B. Membentuk Tim Evaluasi KPLB Kelembagaan yang ditunjuk oleh Pejabat Pembina Pelayanan Publik (PPK).

V . Tim Penilai KPLB Badan terdiri dari pejabat yang bertanggung jawab di bidang manajemen kepegawaian, inspektur atau pejabat lain yang dianggap mampu, dan ahli di bidang yang dinilai.

e.Kelompok Evaluasi Kelembagaan KPLB bertanggung jawab untuk:

1) Periksa proposal dan bukti yang diajukan dan pastikan bahwa karyawan yang diusulkan memenuhi persyaratan sebagai berikut.

(a) Menerima penilaian tahun lalu dengan nilai sangat baik, dengan setiap unsur penilaian harus sangat baik.

(b) tidak pernah dikenakan tindakan disiplin sedang atau berat dalam dua (2) tahun terakhir atau sedang dalam proses disiplin.

c) tidak sedang dalam pemeriksaan karena disangka atau dituduh melakukan tindak pidana.

2) Verifikasi dengan penunjukan dapat dilakukan bekerjasama dengan instansi/pejabat penegak hukum terkait.

3) Menyusun uraian deskriptif tentang kinerja yang sangat baik, sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, untuk pegawai yang akan diusulkan ke KPLB.

4) Penyampaian hasil penilaian kepada PKK untuk selanjutnya diusulkan ke BKN.

Mekanisme penawaran

Instansi mengajukan proposal kepada calon penerima KPLB:

1. Kepala BKN melalui Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (SIASN) untuk pegawai negeri sipil pada jabatan pimpinan tinggi (JPT) Pratama, jabatan administrasi, jabatan fungsional ahli madya, jabatan fungsional ahli yunior, jabatan fungsional ahli pertama dan posisi fungsional keterampilan. ; atau

2. Presiden melalui Sistem Informasi Administrasi Pegawai Negeri Sipil (SIAPP) Sekretariat Negara Kementerian untuk pegawai negeri sipil yang menduduki jabatan fungsional dasar, menengah dan kepala ahli JPT.

Tawarkan waktu

Penawaran kepada calon penerima KPLB mengikuti masa penawaran insentif.

Surat Edaran BKN Bab No.3 Tahun 2023 tentang Kriteria Penilaian dan Mekanisme Pemberian Penghargaan Promosi Luar Biasa Informasi lengkap dapat dibaca dan diunduh Di Sini.

Baca: Bab SE BKN No 1 Tahun 2023 Tentang Rekomendasi Teknis Pengelolaan Kinerja ASN.

Demikian Surat Edaran BKN Bab 3 Tahun 2023 tentang Kriteria Promosi Luar Biasa.. Semoga ini bermanfaat.

Categories
News

SE Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Kinerja ASN

SE Pimpinan BKN Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Teknis Manajemen Kinerja ASN.

Di antara Guru.com. Praktik Terbaik Teknis Manajemen Kinerja ASN tercantum dalam Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Bimbingan teknis manajemen kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara (APBN).

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Evaluasi kinerja PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pegawai Negeri Sipil Kontrak Kerja menyatakan bahwa penilaian kinerja menggunakan prinsip objektivitas, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan.

Pertunjukan tanda efisiensi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Pengesahan Pegawai Negeri Sipil telah dilengkapi dengan Keputusan Menteri PANRB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang terdiri dari :

A. perencanaan kinerja, yang mencakup pengaturan dan penyempurnaan ekspektasi;

B. menerapkan, memantau, dan meningkatkan kinerja karyawan, termasuk dokumentasi kinerja, memberikan umpan balik berkelanjutan, dan meningkatkan kinerja karyawan;

V . penilaian kinerja karyawan, yang meliputi penilaian kinerja karyawan; DAN

e.mendukung hasil penilaian karyawan, termasuk penghargaan dan hukuman.

Peraturan Menteri PANRB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Aparatur Sipil Negara mewajibkan setiap lembaga negara wajib melaksanakan pengelolaan kegiatan aparatur sipil negara (CAA).

manajemen kinerja ASN

Target

Tujuan dikeluarkannya Surat Edaran tentang Pengelolaan kinerja pegawai ASN sebagai pedoman teknis bagi badan publik untuk melaksanakan Keputusan Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara, agar setiap pegawai dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam peningkatan dari kinerja organisasi. .

Volume

Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi:

A. Petugas Evaluasi Kinerja

B. Mekanisme Dialog Kinerja

V . Perubahan Target Kinerja Pegawai ASN

e.Format dalam pengelolaan kinerja pegawai ASN

e.pegawai ASN yang sedang berlibur;

F. pegawai ASN yang melaksanakan tugas pelatihan atau peningkatan kualifikasi;

d.pegawai negeri yang dipilih atau diangkat oleh kepala desa atau perangkat desa;

Meja Bantuan jam.

dasar hukum

A. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

B. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Aturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

V . Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020, Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pembinaan PNS;

e.Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Sertifikasi PNS;

f.Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Pegawai Negeri Sipil Kontrak Kerja;

F. Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara;

d.Keputusan Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara; DAN

jam Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 29 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara.

Isi surat edaran

A. Petugas Evaluasi Kinerja

1) Penilai Kinerja adalah atasan langsung Pegawai ASN dan pangkat paling bawah adalah pejabat senior atau pejabat lain yang dilimpahkan wewenang.

2) Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan pegawai Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menduduki jabatan pimpinan satuan organisasi atau pimpinan satuan kerja mandiri pada instansi pemerintah, pejabat pemerintah dan komisaris yang membidangi pegawai ASN adalah ASN petugas penilai kinerja. yang berada di bawah mereka.

3) Pejabat yang bertanggung jawab atas penilaian kinerja, bagi PNS yang ditugaskan pada instansi pemerintah dan instansi pemerintah lainnya, penilai kinerja adalah atasan langsung dari instansi asal berdasarkan masukan dari pimpinan dimana PNS tersebut ditugaskan.

4) Spesialis Penilai Kinerja calon PNS adalah atasan langsung pada unit kerja sesuai dengan kebutuhan pengadaan calon PNS.

5) Dalam hal PNS yang akan menjalani pelatihan (Pada kursus kerja) di bagian lain, kepala bagian tempat diklat memberikan umpan balik tentang kegiatan PNS yang akan datang selama diklat.

B. Mekanisme Dialog Kinerja

1) Dialog Kinerja harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan antara Penilai Kinerja dengan staf ASN.

2) Waktu pelaksanaan dialog kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dapat disepakati antara Penilai Kinerja dengan Staf ASN, atau dapat dilakukan secara acak sesuai dengan kebutuhan Penilai Kinerja dan Staf ASN.

3) Selain pertemuan tatap muka, dialog kinerja dapat dilakukan melalui berbagai sarana yang memudahkan pelaksanaan dialog produktivitas, seperti telepon, email (email, WhatsApp, Telegram), pertemuan online (Zoom Meeting, Google ). Meet) dan berbagai sarana komunikasi lainnya.

4) Pengaturan waktu dan sarana dialog kinerja memperhitungkan kebutuhan, lokasi, dan jumlah karyawan di departemen yang sama.

V . Perubahan Target Kinerja Pegawai ASN

1) SPC dapat disesuaikan atau ditambah dengan ekspektasi baru sepanjang tahun berdasarkan hasil dialog kinerja antara Penilai Kinerja dengan Staf ASN.

2) Dalam hal PNS mendapat perintah untuk menjamin terselenggaranya unit kerja lain pada tahun berjalan, harapan pimpinan pemberi perintah ditambahkan pada UPC.

e.Format dalam pengelolaan kinerja pegawai ASN

1) Format yang digunakan untuk mengelola kinerja pegawai ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara adalah format pengelolaan kinerja pedoman. Pegawai ASN di instansi pemerintah, yang dalam pelaksanaannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.

2) Format SKP harus menggambarkan ekspektasi manajemen terhadap kinerja dan perilaku kerja berdasarkan dialog kinerja selama tahun berjalan.

3) Format evaluasi kinerja menggambarkan umpan balik yang diterima karyawan selama tahun berjalan dan hasil evaluasi kinerja karyawan, yang terdiri dari penilaian kinerja dan perilaku kerja karyawan, serta pencapaian organisasi sesuai dengan jabatan karyawan .

e.Pegawai ASN Berlibur

1) Bagi pegawai ASN yang cuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun, pelatihan Tujuan kinerja karyawan (SKP) mengatur jam kerja efektif.#

2) Pegawai ASN mengambil cuti sesuai dengan tata cara yang ditetapkan undang-undang untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun, penyusunan SPC dilakukan setelah yang bersangkutan kembali bekerja.

F. Pegawai ASN melakukan tugas pelatihan atau melanjutkan pendidikan

1) PNS yang melaksanakan:

a) pembiayaan sendiri tugas pelatihan dan pemberhentian dari jabatan;

b) tugas belajar yang dibiayai sendiri dan tidak dapat diberhentikan;

c) penempatan pada beasiswa/pelatihan dan pemecatan yang didanai negara; atau

d) untuk pekerjaan studi bea siswa/dibayar negara dan tidak diberhentikan sementara, harus menyiapkan UPC.

2) Dalam hal penugasan diklat sebagaimana dimaksud pada butir 1), mulai pertengahan tahun berjalan, harapan petugas evaluasi kinerja pada saat pelaksanaan penugasan diklat oleh PNS ditambahkan pada SPC yang ada dan tidak membuat SPC baru.

3) Dalam hal penugasan diklat sebagaimana dimaksud pada ayat 1), mulai awal tahun SKP memuat harapan-harapan pejabat penilai kinerja selama PNS melaksanakan penugasan diklat.

d.pegawai negeri yang dipilih atau diangkat oleh kepala desa atau perangkat desa.

1) PNS yang dipilih atau diangkat oleh kepala desa atau perangkat desa tidak diwajibkan untuk menyusun SPC.

2) Dalam hal PNS dipilih atau diangkat oleh kepala desa atau perangkat desa yang membutuhkan hasil penilaian kinerja PNC untuk persyaratan kelayakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan seperti kenaikan gaji berkala, maka penilaian kinerja PNC dilakukan oleh Bupati/Walikota .

3) Dalam hal diperlukan bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat 2) kepada Kamat.

Dukungan jam

Bagi otoritas publik yang memerlukan klarifikasi teknis pelaksanaan Kepmen RB Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Negeri Sipil dapat mengakses Help Desk SIASN di https://support-siasn.bkn.go .id/ticket/ dan pilih topik bantuan Performance Management Services.

Surat Edaran Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kegiatan Aparatur Sipil Negara (SKN) Anda dapat membaca dan men-download Di Sini.

Dengan demikian Surat Edaran Eksekutif BKN No. 1 Tahun 2023 tentang Rekomendasi Teknis Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.. Semoga ini bermanfaat.